UAS
TAKEHOME ULUMUL QUR’AN
Oleh :
Dedi Mulyana (1136000028)
Kelas : II A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI
BANDUNG
Tahun 2014 M/1435 H
1. Jelaskan aspek-aspek mukjizat al-quran,
berikanlah contoh dari masing-masing aspek tersebut!
2. Salah satu fungsi munasabah ayat (teori
korelasi antar ayat) menunjukan adanya keterkaitan ayat-ayat al-quran dari sisi
tartib al-mushaf. Mengapa demikian? berikan contoh dan jelaskan seksama
hubungan yang ada dari contoh yang diberikan.
3. Salah satu tehnik al-quran dalam
menyampaikan pesan dengan menggunakan qoshashul quran
a. Apa pengertian dari qoshasul quran?
b. Apa manfaat qasasul quran?
c. Qoshash al-quran berkaitan dengan satu
mukjizat al-quran, apakah itu?
d. Apa bedanya cerita yang ada dalam al-quran
dengan cerita buat manusia?
4. a. jelaskan
perbedaan yang mendasar antar tafsir, terjemah dan ta'wil
b. jelaskan macam-macam terjemah beserta
contohnya
c. jelaskan perbedaan tafsir jika dilihat dari
sumber tafsirnya
d. berikan contoh ta'wil dan perdebatan ulama
seputar boleh tidaknya mena'wil ayat al-quran
5. a. lihat QS al-qomar ayat 9 sd 22 dan QS al-araf
ayat 59-64, QS al-qomar ayat 33-40 dan QS al-araf ayat 80-84
b. jelaskan pemahaman ayat-ayat tersebut dengan tehnik
munasabah, amsal al- quran dan
qoshashu al-quran
Jawab :
1. Al-Qur’an ditinjau dari tiga aspek merupakan mukjizat, yakni
: lafaz, kandungan, dan pembawaannya. Kemukjizatan dari sudut pandang pembawanya
hanya dapat menetapkan bahwa kandungan al-Qur’an berasal dari sisi Tuhan,
adapun persoalan bahwa lafaz-lafaz bersumber darinya tidak dapat dibuktikan dan
tetapkan. Apabila disebutkan bahwa Nabi
Saw tidak dapat menghadirkan lafaz-lafaz ini dari sisinya, atau redaksi-redaksi
sedemikian ia gunakan, maka lafaz-lafaz dan redaksi serta susunannya juga
bercorak Ilahi, kita akan berkata bahwa masalah ini kembali kepada permasalahan
kefasihan dan elokuensi al-Qur’an yang sejatinya adalah kemukjizatan elokuensi
al-Qur’an. Lalu kesimpulannya ia tidak dapat dipandang sebagai
kemukjizatan dari aspek pembawanya. Kecuali diklaim bahwa kendati kita tidak
dapat menetapkan bahwa kefasihan tersebut mustahil bersumber selain dari Tuhan,
namun setidaknya, bagi Rasulullah Saw hal sedemikian mustahil adanya. Dengan bersandar kepada aspek ini dapat kita ambil kesimpulan
bahwa lafaz-lafaz, redaksi-redaksi dan susunan-susunan al-Qur’an juga bersumber
dari Allah Swt. Empat aspek yang disebutkan terkait
kemukjizatan kandungan al-Qur’an, yang dapat ditetapkan hanyalah corak
Ilahianya kandungan al-Qur’an. Namun aspek kemukjizatan lafaz
al-Qur’an ini – kemukjizatan elokuensi dan bilangan – menetapkan bahwa
lafaz-lafaz dan susunan-susunan al-Qur’an juga bersumber dari Allah Swt.
Demikian juga corak Ilahiahnya sebagian
ayat yang bertautan satu dengan yang lain dan sejatinya yang membentuk satu
struktur dapat ditetapkan. Di samping itu, bagaimana dapat dibuktikan dan
ditetapkan bahwa pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an secara berurutan (meski tidak
memiliki satu struktur) dan mengemukanya surah-surah, dan juga pengumpulan dan
kemunculan al-Qur’an yang kini ada di tangan kita adalah berasal dari Tuhan? Jawaban dari pertanyaan ini biasanya mengedepan pada
pembahasan yang disebut sebagai “sejarah al-Qur’an.”Sebagian Ahlussunnah dan
kebanyakan kaum orientalis mengklaim poin ini bahwa pengumpulan ayat-ayat dan
munculnya surah-surah, dan pengumpulan surah-surah serta munculnya al-Qur’an
yang kini ada di tangan kita dilakukan setelah wafatnya Nabi Saw.
2. Karena
susunan dari al-Qur’an sendiri sudah di tetapkan oleh Allah swt melalui
malaikat Jibril, yang disampaikan melalui Nabi Muhammad. Para ulamapun banyak
yang memperdebatkan kenapa ayat ini ditaro di samping ayat ini. Contoh dalam
Surat al-qomar 9 s/d 22 dan al-araf 59 s/d 64 yang sama-sama menceritakan kisah
Nabi Nuh as dan perjuangan menyampaikan dakwahnya kepada kaumnya.
3. a.
Qashashul quran adalah kabar-kabar dalam Alquran tentang keadaan-keadaan umat
yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi yang dijadikan bahan pelajaran bagi umat sekarang.
b. Dengan
kisah-kisah (Qashas) yang terdapat di dalam Al-Qur’an akan memudahkan bagi kita
untuk mempelajari dan melaksanakan tuntunan yang terdapat di balik kisah
tersebut. Karena melalui kisah (Qashas), seseorang akan lebih mudah memahami
bahkan akan menerima kebenaran kisah tersebut dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Menunjukkan kehebatan mukjizat
Al-Qur’an. Karena dalam menceritakan kisah-kisahnya itu dalam berbagai bentuk
susunan kalimat yang indah yang salah satu bentuk indah kalimahnya pun tidak
dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti
bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah.
4. a.
Terjemah adalah mengalih bahasakan, sedangkan Tafsir menerangkan makna, hukum
dan hikmahnya, dan Ta’wil menerangkan hakikat yang dikehendakinya.
b.
Terjemah terdapat dua macam yaitu:
1. Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu
bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa
sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib
bahasa pertama.
2. Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu
menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib
kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
c. Tafsir Menurut sumbernya di bagi
2 :
1. Tafsir bil ma’tsur
: cara menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang bersumber dari nash-nash, baik nash
al-Qur’an, sunnah Rasulullah saw, pendapat sahabat, ataupun perkataan para
tabi’in.
2. Tafsir Diroyah :
penafsiran al Qur`an atas dasar ijtihadnya yang berlandaskan pengetahuannya
tentang penuturan bangsa Arab dan arah pembicaraan mereka serta pengetahuannya
tentang lafal bahas Arab dan makna yang ditunjukkannya dengan menjadikan syair
jahiliyah sebagai acuan dan panduannya. Meskipun demikian, al-Qur’an, Sunnah
Rasulullah saw, pendapat sahabat, ataupun perkataan tabi’in merupakan
pengetahuan-pengetahuan yang tetap harus dikuasai dan digunakan dalam
penafsiran ini.
5. B. QS
al-qomar 9-24 dan QS al-araf 59-64
Munasabahnya
: Sama-sama menceritakan mengenai kisah Nabi Nuh as, dan Perjuangan dakwah, dan
Kendala juga cobaan Nabi Nuh as selama
berpuluh-puluh tahun, yang akhirnya hanya mendapatkan beberapa orang pengikut
saja.
Amsal
: Dalam berdakwah, kita pasti mendapatkan rintangan, tantangan dan hambatan.
Dalam menyelesaikan hal tersebut maka kita harus mencontoh dan mencontoh kesabaran
dan kegigihan dari Nabi Nuh as dalam menghadapi hal tersebut.
Qoshasul : :
Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah, dan menyekutukan-Nya, dan mengajak mereka menyembah Allah semata dan menghentikan pembangkangan mereka. MeskipunNabi Nuh telah berkali-kali menasehati umatnya agar menaati perintah Allah, mereka masih saja menolak dan masih saja menyekutukan Allah.
Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah, dan menyekutukan-Nya, dan mengajak mereka menyembah Allah semata dan menghentikan pembangkangan mereka. MeskipunNabi Nuh telah berkali-kali menasehati umatnya agar menaati perintah Allah, mereka masih saja menolak dan masih saja menyekutukan Allah.
Pemuka masyarakat di sekitar Nabi
Nuh menuduh Nabi Nuh berusaha meraih keunggulan atas kaumnya, yakni mencari
keuntungan pribadi seperti status, kekuasaan, dam kekayaan. Mereka mencoba
menuduh Nuh “kesurupan”, dan memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu,
kemudian menekannya.
Karena itulah, Allah menyampaikan
kepada Nabi Nuh bahwa mereka yang menolak kebenaran dan melakukan kesalahan
akan dihukum dengan ditenggelamkan dan mereka yang beriman akan diselamatkan.
Maka, pada saat hukuman datang, air
dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari dalam tanah, disertai
dengan hujan yang sangat lebat, menyebabkan banjir dhsyat. Allah memerintahkan
kepada Nuh untuk menaikkan ke atas perahu pasangan-pasangan dari setiap jenis,
jantan dan betina, serta keluarganya, kecuali mereka yang menentang apa yang
telah dinyatakan wahyu. Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan,
termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat
dengan berlindung kepada gunung terdekat. Semuanya tenggelam, kecuali yang naik
perahu bersama Nabi Nuh. Ketika air surut di akhir banjir dan “kejadian telah
berakhir”, perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi,
sebagaimana yang diinformasikan Al-Qur’an.
QS
al-qomar 33-40 dan QS al-araf 80-84
Munasabahnya
: Menerangkan mengenai kisah Nabi Luth dan Azab yang menimpa kaumnya, yang
mendustakan peringatan dan dakwah dari Nabi Luth as.
Amsal
: Azab itu dapat terjadi bukan hanya pada zaman Nabi saja, tetapi pada zanab
sekarang pun masih dapat terjadi. Jika manusia itu tidak mentaati aturan dan
larangan dari Allah melalui para Rasul-Nya.
Qoshasul
:
Nabi
Luth hidup semasa dengan Nabi Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas salah
satu kaum tetangga Nabi Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diutarakan oleh
al-Qur’an, mempraktikan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat itu,
yaitu sodomi. Ketika Luth menyeru mereka untuk menghentikan penyimpangan
tersebut dan menyampaikan peringatan Allah, mereka mengabaikannya, dan
meneruskan penyimpangan mereka. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan
bencana yang mengerikan.
Nabi Luth menyeru kaumnya kepada
sebuah kebenaran yang begitu nyata dan memperingatkan mereka dengan jelas,
tetapi kaumnya sama sekali tidak mengindahkan peringatan macam apapun dan terus
menerus menolak ajaran Nabi Luth dan mengacuhkan azab yang telah ia sampaikan
kepada mereka.
Nabi Luth meminta pertolongan kepada
Allah, atas doa Nabi Luth tersebut, Allah mengirimkan dua malaikat dalam wujud
manusia. Sementara itu, kaum Nabi Luth telah mengetahui bahwa ia kedatangan
tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk mendatangi tamu-tamu tersebut dengan niat
buruk sebagaimana yang lain-lain sebelumnya. Mereka mengepung rumah Luth.
Karena khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya.
Merasa bahwa ia dan tamunya akan
mendapatkan perlakuan keji, Luth berkata bahwa sesungguhnya mereka adaalah
utusan Allah. Ketika kelakuan jahat warga kota memuncak, Allah menyelamatkan
Luth dengan perantara malaikat. Pagi harinya, kaum Luth dihancur-leburkan
dengan bencana yang sebelumnya telah disampaikannya.
Ketika kaum tersebut dihancurkan,
hanya Luth dan pengikutnya, yang tidak lebih dari “sebuah keluarga”, yang
diselamatkan. Istri Luth sendiri juga tidak percaya sehingga ia pun
dihancurkan. Maka Luth pun bermigrasi bersama Nabi Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar