Minggu, 17 April 2016

Laporan Skala Taubah dan Spritual Well Being


LAPORAN TRY OUT
SKALA PRILAKU TAUBAH &SPRITUAL WELL BEING




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini pada waktunya.

Shalawat serta salam senantiasa dikirimkan kepada nabi kita Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya dan kepada kita sekalian umat-Nya yang senantiasa mengikuti ajaranya.

Laporan ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kontruksi Alat Ukur, dalam laporan ini menjelaskan hasil analisis item dari hasil try out skala taubah dan spritual well being, bagaimana suatu item dapat dinyatakan baik, jika memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Laporan ini tidak lepas dari dorongan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Semoga laporan ini dapat membawa manfaat bagi diri pribadi maupun seluruh pembaca sekalian. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Wassalam.
Bandung, 10 Agustus 2015


Penulis



DAFTAR ISI
1.         Kata Pengantar ………………………………...........………………………...................i
2.         Daftar isi …………………………………………..........…………………............……ii
3.         Teori ...............……………………………………….........………………................…1
4.         Definisi konseptual ……………………………………..........…………........................7
5.         Definisi operasional …….....……………...........…………….........……........................7
6.         Blue print …………………………………………..........……………………...............8
7.         Skala ……………………………………………………………………......................11
8.         Prosedur skoring …………………………………………………................................13
9.         Prosedur interpretasi ……………………………………………..................................15
10.     Hasil try out …………………………………………………………...........................16
11.     Pembahasan  ……………………………..…………………………............................18
12.     Kesimpulan ..……………................…………………………..........…........................22
13.     Daftar pustaka …………………………………………………..........……..................23
14.     Lampiran .......................................................................................................................24
a.       Teori
b.      Data mentah dalam program exel
c.       Print out analisis item
d.      Print out uji validitas
e.       Print out uji reliabilitas
f.       Skala yang diisi responden
g.      Dokumentasi (foto responden)


 

A.      LANDASAN TEORI

1.      Taubah

Kata Taubat berasal dari bahasa Arab at-taubah. Berasal dari kata kerja taaba-yatuubu” yang berarti ar ruju’ yang berarti kembali. Adapun kata taubat secara istilah berarti kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah SWT (Lois ma’luf, 1986). Berdasarkan definisi tersebut diatas. Imam Al Juweni mengatakan bahwa taubat adalah meninggalkan keinginan, untuk kembali melakukan kejahatan seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya, karena kesadaran dalam dirinya untuk mengagungkan Allah dan menjauhkan diri dari murka-Nya (Ensiklopedi Islam, 2000: 135).

Taubat bukanlah sesuatu yang sulit atau tidak dapat dilakukan oleh seseorang. Apabila ada kesadaran dalam hati (jiwa) bahwa ia menyimpang dari jalan yang lurus dan memiliki kemauan yang kuat untuk kembali kejalan yang benar maka hal itu sudah dapat dikategorikan sebagai perbuatan taubat (Abdullah Khayat, 1971: 206).
Barangsiapa menyadari kekeliruan dan kekhilafannya kemudian ia segera bertaubat dengan istighfar, dan ia kembali kepada jalan yang benar dengan melakukan amal sholeh untuk memperbaiki jiwanya dan menghadapkan kembali hatinya, maka hal itu juga merupakan taubat. Taubat atau istighfar mempunyai makna yang luas, yaitu selain meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang dikerjakan juga mengandung arti memohon perlindungan agar senantiasa mampu mencegah diri dan terhindarkan dari melakukan dosa besar, agar mereka tidak terkena dari kejahatan yang dilakukan oleh orang lain, dan memohon ampun dari dosa-dosa kecil yang telah mereka lakukan. Untuk itu seseorang memohon perlindungan atau pertolongan dari Allah agar ia tidak terjatuh kepada dosa-dosa kecil dan besar yang telah dilakukan.
Imam Al Ghazali membagi taubat menjadi tiga tingkatan yaitu (Ensiklopedi Islam, 2000: 135):
1. Taubat yaitu kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan.
2. Firar yaitu lari dari kemaksiatan kepada ketaatan, dari yang baik kepada yang lebih baik lagi.
3. Inabat, yaitu bertaubat berulangkali meskipun tidak berdosa.
Ketika kita ingin bertaubat secara sungguh-sungguh maka :
1.    Al-Iqla an al Ma’shiyah (pencabut atau pemutusan dari perbuatan maksiat)
2.    Al-Nadm ala fi’illa (penyesalan atas kemaksiatannya)
3.    Al-Azam alla yauaa ilaha (keinginan yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatannya)
(Musthafa Said dkk 1991;30)

2.      Spritual Well Being
Spiritual (bahasa inggris) berasal dari kata spiritus yang berarrti nafas atau hidup (Mattis et al.; dalan Van Rooyen, 2007: 9) Singleton (hal. 9) menjelaskan bahwa menurut sejarahnya, orang Yunani memandang bahwa semua makhluk adalah pneuma (yang memiliki nafas hidup/ roh) dan memiliki psyche atau soul (jiwa) dalam dirinya. Pada manusia, jiwa menunjukkan nous (pikiran) untuk memahami realita, ide dan menjadi diri yang sadar.
Fisher (2011: 17) meneybutkan bahwa saat ini spiritual manusia sudah dianggap sebagai fenomena yang nyata, bukan sekedar ilusi mental saja. Fisher menjelaskan bahwa mendefinisikan kata spiritual dapat bermacam-macam tergantung pada orang yang mendefiniskannya, namun Fisher (2011: 17) mengutip pengertian dari Oxford yang dianggap dapat mengartikan spiritual secara bahasa dengan cukup tepat, Spiritual adalah: All the uses is that of an animating or vital principle which gives life, trancending the material and mechanical. It refers to the essential nature of human beings, their strength of purpose, perceprion, mental powers, frame of mind. “Spiritual” may refer to higher moral qualities, with some religious connotations and high faculties of mind.
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa spiritual adalah segala sesuatu yang sangat mendasar dan memberi suatu kehidupan, melampaui dari skeedar materi dan mekanis. Hal ini mengacu pada sifat yang terpenting dari manusia yakni menyangkut tujuan, persepsi, kekuatan mental dan kerangka pikiran.
Spiritual dapat merujuk pada kualitas moral yang lebih tinggi melalui agama dan pikirannya. Teradapat beberapa kata kunci yang biasa digunakan teoritikus untuk mengartikan spiritualitas. Martsold dan Mickley (dalam Hasan, 2008: 288) meneliti bahwa kata kunci dari spiritualitas terdiri dari meaning (makna), values (nilai-nilai), trancendence (transendensi), connecting (berhubungan) dan becoming (menjadi). Makna adalah dimana seseorang merasakan situasi mrmiliki dan mengarah pada suatu tujuan. Nilai-nilai merupakan kepercayaan, standard an etika yang harus dihargai. Transendensi adalah pengalaman, kesadaran dan penghargaan terhadap kehidupan diluar diri seseorang. Berhubungan (connecting) adalah meningkatnya kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lai, Tuhan, dan alam. Sedangkan menjadi (becoming) secara refleksi dan pengalaman, berarti seseorang membuka kehidupan, termasuk siapa dan bagaimana seseorang mengetahui.
Beberapa teoritikus membedakan spiritualitas dengan religiusitas. Religiusitas merupakan pengalaman transcendental seseorang akibat adanya doktrin keagamaan. Spiritualitas merupakan pengalaman subjektif individu dengan alam atau hal-hal yang bersifat universal dan belum tidak selalu dipengaruhi oleh doktrin-doktrin yang berhubungan dengan agama. (Burke et al.; De Souza, Cartwright & McGilp; King & Benson; Polanski dalam Van Rooyen, 2007: 10).
Foucault (dalam Van Rooyen, 2007: 14-17) menjelaskan hubungan spiritualitas dengan beberapa hal. Hubungan-hubungan ini didasarkan pada psy-complex (suatu paradigm yang memandang bahwa segala sesuatu yang bersifat fundamental, selalu berhubungan dengan pengawasan, pemantauan dan pengaturan individu.). adapun hubungan spiritualitas dalam pandangan psy-complex adalah sebagai berikut:
a.       Spiritualitas: Neurobiologis
Bahwa fungsi rohani secara genetic menular yaitu bagian-bagian otak yang menjaga manusia dari kecemasan akan kematian atau pengalaman buruk lainnya. Alper juga meneliti bahwa kerusakan pada lobus temporalis dapat mempengaruhi pengalaman spiritual pada seseorang. Van Rooyen juga mengutip dari Hay dan Socha bahwa dimensi spiritual sangat esensial, secara biologis dapat membantu manusia makna dan tujuan hidupnya, termasuk mencapai psychological dan social well-being.
b.      Spiritualitas: Tingkah Laku
Van Rooyen mwngutip dari Hill et al,.; Dowling et al. dan engebreston bahwa spiritualitas ditunjukkan dengan praktek, aktifitas dan ritual. Namun konsistensi tingkah laku dan dan spiritual ini hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan.
c.       Spiritualitas : Emosi
Rasa cinta dan berterimakasih kepada Tuhan merupakan salah satu pengalaman spiritual. Jadi ketika mengalami pengalaman spiritual, banyak emosi yang dapat terlibat didalamnya.
d.      Spitritualitas: Kognisi
Spiritualitas dikaitkan dengan kognisi karena berhubungan dengan nilai, kepercayaan, tujuan dan makna. Pengalaman spiritual dapat mendorong seseorang secara fisiologis memaknai pengalaman tersebut. Van Rooyen mengutip Scannel, Allen dan Burton mengenai penemuan bahwa terdapat hubungan antara pemaknaan dengan kesejahteraan (well-being) yang dirasakan seseorang, maka disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki makna hidup, ia akan memiliki mental yang sehat, sedangkan orang yang kurang memiliki makna hidup, maka ia akan memiliki penyakit mental.
e.       Spiritualitas: Kecerdasan
Van Rooyen mengutip Hyde bahwa spiritualitas merupakan kecerdasan (IQ) karena melibatkan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan hidup melalui proses pembuatan rencana dan tindakan. Fontana menjelaskan bahwa God Spot di otak akan memberikan makna, tujuan dan konteks untuk membantu seseorang membuat pilihan jalan hidup yang kaya akan makna.
f.       Spiritualitas: Koneksi
Spiritualitas dapat menunjukkan persekutuan, yaitu selain berhubungan dengan kekuatan terbesar (seperti Allah dalam Islam, Yesus dalam Kristen), juga berhubungan dengan penciptaannya, tergantung pada tradisi spiritualitasnya. Sperti kaum Buddhis yang memandang transenden adalah ketika seseorang berhubungan dengan dirinya sendiri. Bosacki juga menjelaskan selain hubungan dengan diatas, spiritualitas juga menunjukkan hubungan transenden dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
1.      Pengertian Well-Being
Well-being (dalam bahasa Indonesia diartikan “kesejahteraan”), dapat diartikan sebagai health (kesehatan), strength (kekuatan) atau wellness (kesehatan). Dalam psy-complex, well-bwing berhubungan dengan patologi kesehaatan. Sedangkan dalam pandangan psikologi positif, well-being berhubungan dengan penanganan stress yang menyangkut afeksi, kognitif, fisik, spiritual, diri dan social (Van Rooyen, 2007: 42).
Fisher (dalam Departement of AEducation and Child’s Service, 2006: 7) mengartikan well-being sebagai: “seluruh dimensi kesehatan dan kesejahteraan manusia, menyebar dan menyeluruh pada semua aspek kesehatan (fisik, mental, emosi dan social).” Maslow (dalam Alwilsol, 2007: 248) juga menjelaskan bahwa dasar dari kesejahteraan (well-being) adalah kepuasan akan pemenuhan kebutuhan konatif, estetik dan kognitif, karena kegagalan dalam meraih kepuasan dapat menyebabkan suatu penyakit.
Crips (2008: np) menjelaskan bahwa well-being terbagi ke dua, yaitu hedonic well-being dan eudaimonic well-being. Hedonic well-being adalah tipe dimana seseorang hanya mementingkan kesenangan dan menghindari penderitaan. Sedangkan eudaimonic well-being adalah ketika seseorang mendapatkan makna, realisasi diri dan mencapai apa yang terbaik bagi dirinya.
Spiritual dikaitkan dengan kesehatan (helath) dan kesejahteraan (well-being) karena spiritual memegang peranan yang penting dalam kedua aspek tersebut. Hippocrates (dalam Fisher, 2011: 21) menjelaskan bahwa healing (kesembuhan) dapat diartikan sebagai keadaan yang baik yang dialami seseorang. Kesembuhan ini didapat berkat kesadaran sendiri, integrasi dan keutuhan semua dimensi kehidupan. Bahkan pada masa Yunani, spiritual dianggap sebagai dasar kesehatan seseorang. Van Dierendonck and Mohan (dalam Van Rooyen, 2007: 43) menjelaskan bahwa spiritualitas termasuk kedalam kategori eudaimonic well-being karena spiritualitas melibatkan internalisasi dan kesadaran diri sehingga ia merasakan kekuatan, control dan hasil yang positif bagi dirinya.
2.      Pengertian Spiritual Well-Being
Kesehatan itu tidak hanya melibatkan kebugaran fisik dan tidak adanya penyakit saja, namun juga melibatkan aspek mental, emosi dan social (interaksi dengan menusia lain), dimana aspek mental, emosi dan social itu merupakan hal yang esensial dalam spiritual. Oleh Karena itu, dimensi spiritual memiliki dampak terbesar pada kesehatan seseorang (Eberst dalam Fisher, 2011: 21). Secara singkat , Kamya (dlam Van Rooyen, 2007: 170) mendefinisikan spiritual well-being sebagai kepuasan antara hubungan seseorang dengan sesuatu yang lebih besar darinya, dan kepuasan dalam mencapai makna serta tujuan hidupnya.
Spiritual well-being merupakan suatu tingkatan kesejahteraan yang ditunjukkan dengan perasaan, tingkah laku dan pemikiran yang positif mengenai hubungan dengan diri sendiri, orang lain, transenden dan alam sehingga seseorang akan merasakan menemukan identitasnya, keutuhan, kepuasan, kesenangan, berisi, penghargaan, cinta, sikap yang positif, kedamaian dan keselarasan serta memiliki tujuan hidup.
3.      Domain Spiritual well_being
Dalam rangka mendefinisikan spiritual well-being, maka NICA (The National Interfaith Coalition on Aging) (dalam Fisher, 2011: 21-22) menjelaskan bahwa dalam spiritual well-being, terdapat empat tema utama mengenai hubungan yang bervariasi yang dikenal dengan empat domain spiritual well-bwing yang terdiri dari:
a.       Personal domain (hubungan dengan diri sendiri yang berkaitan dengan nilai, tujuan dan arti kehidupan. Domain ini merupakan daya pendorong atau transenden jiwa pribadi yang mendorong seseorang mencapai harga dirinya).
b.      Communal domain (hubungan dengan orang lain yang ditunjukkan dalam hubungan interpersonal. Domain ini berkaitan dengan moral, social, budaya dan agama. Hubungan ini disajikan dalam pengampunan, kasih sayang dan harapan dalam kemanusiaan).
c.       Environmental domain (hubungan dengan lingkungan/ alam ditujukan dengan memelihara fisik dan biologis lingkungan).
d.      Transcendental domain (hubungan dengan transcendental lainnya yang melampaui tingkat manusia, misalnya dengan Tuhan atau hal lain yang bersifat mistik melibatkan keimanan dan ketakwaan).
Fisher menggagas domain ini dengan gagasan yang sinergis dan progresif.sinergi berarti menunjukkan keterkaitan antara keempat domain spiritual well-being. Apabila apa yang ada didalam domain tersebut digabungkan, maka kurang lebih akan terlihat kualitas dan tingkat spiritual well-being seseorang. Sedangkan progresif menunjukkan bahwa individu membangun dan mengembangkan domain-domain tersebut sesuai dengan pandangan dan keyakinannya. Tidak terpenuhinya salah satu domain dapat menyebabkan ketidak utuhan dan penyakit hati (spiritual disease).

Kualitas dari tiap domain akan berubah dan bervariasi dari waktu ke waktu, tergantung pada keadaan, upaya, pandangan pribadi dan kepercayaan terhadap orang lain. Proses sinergis dan progresif ini dapat dilihat digambar 2.1,


 




Sumber: Fisher (1999: 32)
Idealnya, hubungan dengan lingkungan merupakan perkembangan dari domain personal dan komunal. Namun kesatuan dengan lingkungan ditentukan oleh pandangan dan budaya individu. Seperti pada kelompok tertentu, mereka lebih mementingkan kesadaran social daripada mengagumi dan merawat lingkungan. Domain transenden merupakan gabungan dari domain sebelumnya. Iman dan ketakwaan yang kuat diperoleh dengan meningkatkan ketiga domain sebelumnya. Dengan begitu ia akan merasa bersatu dengan Tuhan atau transenden lainnya karena memiliki sifat-sifat seperti Tuhan.

B.       DEFINISI KONSEPTUAL
1.      Taubah
kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah SWT (Lois ma’luf, 1986).
2.      Spritual Well Being
Spiritual well-being merupakan suatu tingkatan kesejahteraan yang ditunjukkan dengan perasaan, tingkah laku dan pemikiran yang positif mengenai hubungan dengan diri sendiri, orang lain, transenden dan alam sehingga seseorang akan merasakan menemukan identitasnya, keutuhan, kepuasan, kesenangan, berisi, penghargaan, cinta, sikap yang positif, kedamaian dan keselarasan serta memiliki tujuan hidup.

3.      Definisi Operasional
1.      Taubah
Adapun definisi operasional dari taubah adalah sebagai skor pada skala yang mengukur rasa pencabutan atau pemutusan dari perbuatan maksiat, penyesalan atas kemaksiatannya dengan idikator, dan keinginan yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatannya pada orang yang sudah menikah, dengan indikator  (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) netral, (4) tidak setuju, dan (5) sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi indikator taubah  yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.

2.      Spritual Well Being
Adapun definisi operasional dari Spritual well being adalah sebagai skor pada skala yang mengukur rasa Personal domain, Communal domain, Environmental domain dan Transcendental domail pada orang yang sudah menikah, dengan indikator  (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) netral, (4) tidak setuju, dan (5) sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi indikator taubah  yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.

D.      Blue Print
1.      Taubah
NO
ASPEK
INDIKATOR
ITEM +
%

1
Al-lala an al mashiyah (pencabutan atau pemutusan dari perbuatan maksiat)
Menyadari yang dilakukan adalah kesalahan
1
25%

Menyadari bahwa taubat adalah keharusan dan perintah
2


Menghilangkan pikiran-pikiran negatif
3

Pengakuan telah melakukan dosa di hadapan Allah
4


2
Al Nadam ala fi illia (penyesalan atas kemaksiatannya)
Rasa sedih yang berkepanjangan
5
50%

Rasa menyesal yang sangat dalam
6

Meminta maaf kepada orang yang di dzolimi apabila berhubungan dengan hak orang lain
7


Ingat akan larangan untuk tidak berbuat dosa
8

Ingat akan sakitnya siksa Allah bagi orang yang berdosa
9


Ingat akan kelemahan diri di mata Allah
10

Berdzikir di malam hari
11

Memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh
12

3
Al-Azam alla yauaa ilaha (keinginan yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatannya)
Melakukan sholat taubat
13
25%

Berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama
14

Memperbanyak amal sholeh
15

Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik
16



2.      Spritual Well Being
NO
Aspek
Indicator
Item +
%
1
Personal domain
managerial of self
1
25%

(managerial diri)


Self-awareness
2

(memilikikesadarandiri)


Joy in life
3

(memilikikebahagiaandalamhidup)


Inner peace
4

(merasakankedamaianbatin)


Meaning in life
5

(memilikitujuandanmaknahidup)

2
Communal domain
Love of other people
6
25%

(mencintai orang lain)


Forgiveness toward others
7

(memaafkan orang lain)


Trust between individuals
8

(salingmemercayaidengan orang lain)


Respect for other
9

(menghormati orang lain)


Kindess toward other people
10

(berbuatbaikkepada orang lain)

3
Environmental domain
Connection with nature personal
11
25%

(keterhubungandenganalam)


Awe at a breathtaking view
12

(kagumdenganpemandanganalam)


Oneness with nature
13

(menyatudenganalam)


Harmony with the environment
14

(harmonisdenganlingkungan)


Sense of ‘magic’ in the environment
15

(merasakankeajaibanlingkungan)

4
Transcendental domain
Relationship with the divine/god
16
25%

(berhubungandengantuhan)


Worship of the creator
17

(beribadahkepada sang pencipta)


Oneness with god
18

(kesatuandengantuhan)


Peace with god
19

(merasakankedamaiandengantuhan)


Prayer life (senantiasaberdoa)
20





E.       Skala
Inisial        :
Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang menggambarkan sifat anda. Anda diminta untuk mengisi dengan sejujurnya dan apa adanya. Penelitian ini tidak akan mencapai sasaran apabila jawaban anda tidak sesuai dengan apa yang anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua jawaban yang anda tuliskan akan sangat membantu dalam penelitian ini. Silahkan tentukan satu dari lima pilihan yang tersedia sebagai tanggapan bagi setiap pernyataan. Berilah tanda checklist (V) pada kolom jawaban sebagai berikut :
SS        : Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan diri Anda.
S          : Jika pernyataan Sesuai dengan keadaan diri Anda.
N         : Jika pernyataan Netral dengan keadaan diri Anda.
TS       : Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan diri Anda.
STS     : Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan diri Anda.

No
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS

1
Saya menyadari kesalahan yang dilakukan







2
Saya menyadari bahwa taubat adalah  perintah dari Allah







3
Saya menjauhi prasangka buruk terhadap orang lain







4
Saya telah mengakui perbuatan dosa dihadapan Allah







5
Saya merasakan sedih berkepanjangan







6
Saya merasa menyesal telah melakukan kesalahan







7
Saya meminta maaf terhadap orang yang telah  didzolimi







8
Saya ingat perintah Alloh SWT untuk tidak berbuat dosa







9
Saya tahu akan sakitnya siksaan Allah untuk orang yang berbuat dosa







10
Saya berpasrah diri karena merasa lemah di hadapan Allah







11
Saya melakukan dzikir di malam hari setelah melakukan kesalahan







12
Saya memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh







13
Saya melakukan sholat taubat setelah melakukan kesalahan







14
Saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama







15
Saya berusaha memperbanyak amal sholeh terhadap orang lain







16
Saya berusaha menjadi pribadi yang lebih baik







No
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
1
Saya membuat pesiapan sebelum beraktivitas





2
Saya membuang sampah pada tempatnya





3
Saya bahagia dengan nikmat yang Allah SWT berikan





4
Saya merasa tenang ketika beribadah





5
Saya memiliki tujuan dalam hidup





6
Saya mencintai orang lain dengan tulus





7
Saya memaafkan kesalahan orang lain





8
Saya bias mempercayakan rahasia kepada orang lain





9
Saya menghormati orang lain





10
Saya berbuat baik kepada orang lain





11
Saya dapat menempatkan diri dengan lingkungan





12
Saya merasa kagum pada alam





13
Saya memelihara lingkungan sekitar





14
Saya merasa nyaman dengan lingkungan sekitar saya





15
Saya takjub dengan keindahan alam





16
Merasa bahwa tuhan melihat saya





17
Saya memberi bantuan pada orang yang belum dikenal





18
Saya merasa bahwa tuhan itu dekat





19
Saya mengingat Allah SWT saat beraktivitas





20
Saya berdoa ketika memulai aktivitas






F.       Prosedur Skoring
Prosedur skoring yang digunakan untuk skala respon ini adalah sebagai berikut :
Ketentuan Skor Item Skala
No
Respon
Skor
Favorable
Unfavorable
1
Sangat Sesuai (SS)
5
1
2
Sesuai (S)
4
2
3
Netral (N)
3
3
4
Tidak sesuai (TS)
2
4
5
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
5

Untuk item yang favorabel huruf SS berarti menunjukkan adanya sikap dengan intensitas tinggi dan diberi skor 5, huruf STS berarti menunjukkan adanya sikap dengan intensitas rendah diberi skor 1, sedangkan huruf N menunjukkan adanya sikap kenetralan terhadap objek yang bersangkutan.
Untuk item yang unfavorable huruf STS berarti menunjukkan adanya sikap dengan intensitas tinggi dan diberi skor 5, huruf SS berarti menunjukkan adanya sikap dengan intensitas rendah diberi skor 1, sedangkan huruf N menunjukkan adanya sikap kenetralan terhadap objek yang bersangkutan. Untuk skala ini, semua item favarable. jadi prosuder skoringnya hanya hanya favarable.
Untuk analisis item dicari dengan menggunakan program Ms.Excel, SPSS 17.0 dan Lisrel V.9.1 dengan cara: tabulasi terlebih dahulu hasil try out dengan skor item yang sudah ditentukan di Excel → masukan 12 skor item awal dari Excel ke SPSS  → Save → buka program Lisrel → import data yang yang telah di save dari program SPSS → save dengan format Lisrel → klik data → pilih define variabel → pilih salah satu item → klik variable type → pilih continuous → aply to all → ok → save, kemudian klik statistik → pilih output option → beri nama dengan akhiran .cor → pilih covariance jadi corelation → ok.
Buka file new → pilih data syntax → masukan syntak dari file dan disesuaikan dengan pilihan → save → dan klik runZ. Begitupun untuk menganalisis 15 item selanjutnya dengan prosedur skoring seperti di atas. Kesemuanya terdiri dari 36 item, maka dilakukan 3 kali proses analisis data diatas. Yakni 36 dibagi 3, 12 item awal, 12 item tengah dan 12 item akhir.
Untuk validitas item dicari nilai multi-trait & multi-metode menggunakan program Ms.Excel dan  SPSS 17.0 dengan cara : Masukan item yang sudah disortir (yakni item diatas 0,3) dari Excel ke SPSS → klik analyze → klik reliability → Ctrl + A → Pindah ke kanan → Klik Alpha → klik Ok
Sedangkan reliabilitas item dicari dengan memasukan nilai setiap validitas aspek menggunakan rumus constuct reliability & variance extracted yaitu sebagai berikut:




G.      Prosedur Interpretasi
1.        Analisis item
Standar yang digunakan untuk menentukan item yang baik atau tidak menggunakan standar dari Lisa (1995) , item dikatakan baik jika memiliki skor korelasi .

2.        Validitas
Standar yang digunakan untuk menentukan tingkat validitas skala menggunakan standar dari pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, : 145), skala dikatakan meiliki validitas yang baik jika memiliki nilai korelasi:

Koefisien Validitas
Keterangan
0.80 – 1.00
Validitas Sangat Tinggi
0.60 – 0.80
Validitas Tinggi
0.40 – 0.60
Validitas Sedang
0.20 – 0.40
Validitas Rendah
0.00 – 0.20
Validitas Sangat Rendah
<0.00
Tidak Valid

3.        Reliabilitas
Standar yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas skala menggunakan standar dari pengklasifikasian reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145). Skala dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika nilai constuct reliability memiliki nilai korelasi  & variance extracted memiliki nilai korelasi
Koefisien Reliabilitas
Keterangan
0.00 – 0.20
Tidak Reliabel
0.21 – 0.40
Sangat Rendah
0.41 – 0.60
Rendah
0.61 – 0.80
Moderat
0.81 – 0.90
Tinggi
0.91 – 1.00
Sangat Tinggi
H.      Hasil Try Out
1.        Analisis Item
ITEM
NILAI KORELASI


ITEM
NILAI KORELASI
Item 1
0,26


Item 19
0,8
Item 2
0,94


Item 20
0,63
Item 3
0,55


Item 21
0,12
Item 4
0,73


Item 22
0,67
Item 5
0,09


Item 23
0,58
Item 6
0,41


Item 24
0,21
Item 7
0,03


Item 25
0,56
Item 8
0,62


Item 26
0,78
Item 9
0,67


Item 27
0,71
Item 10
0,7


Item 28
0,67
Item 11
0,15


Item 29
0,82
Item 12
0,57


Item 30
0,23
Item 13
0,3


Item 31
0,4
Item 14
0,2


Item 32
0,37
Item 15
-0,2


Item 33
-0,06
Item 16
0,16


Item 34
0,39
Item 17
-0,19


Item 35
0,15
Item 18
0,13


Item 36
0,36

2.        Validitas skala
a.       Multi-trait Taubah
 Aspek
Al-lala an al mashiyah
Al Nadam ala fi illia
Al-Azam alla yauaa ilaha
Al-lala an al mashiyah
1
0,652
0,104
Al Nadam ala fi illia
0,652
1
0,029
Al-Azam alla yauaa ilaha
0,104
0,029
1

b.        Multi-trait Spritual Well Being
Aspek 
Personal
Communal
Environmental
Transcendental
Personal
1
0,555
0,299
0,491
Communal
0,555
1
0,404
0,268
Environmental
0,299
0,404
1
0,406
Transcendental
0,491
0,268
0,406
1

c.         Multi-metode Taubah & Spritual Well Being

Al-lala an al mashiyah
Al Nadam ala fi illia
Al-Azam alla yauaa ilaha
Personal
Communal
Environmental
Transcendental
Al-lala an al mashiyah
1
0,652
0,104
0,421
0,181
0,311
0,685
Al Nadam ala fi illia
0,652
1
0,029
0,448
0,201
0,368
0,448
Al-Azam alla yauaa ilaha
0,104
0,029
1
0,329
0,027
-0,02
0,16
Personal
0,421
0,448
0,329
1
0,555
0,299
0,491
Communal
0,181
0,201
0,027
0,555
1
0,404
0,268
Environmental
0,311
0,368
-0,02
0,299
0,404
1
0,406
Transcendental
0,685
0,448
0,16
0,491
0,268
0,406
1

3.      Reliabilitas skala
·        

·        
0,2882737802

I.         Pembahasan
1.        Analisis Item
Berdasarkan hasil analisis item, terdapat 22 item baik dan 14 item yang tidak baik. item yang baik memiliki nilai korelasi tertinggi sebesar  0,94 yang terdapat pada item 2 dan nilai korelasi terendah terdapat pada item 36 dengan nilai korelasi 0,36. Sedangkan untuk item yang tidak baik nilai korelasi tertinggi sebesar 0,26 pada item 1 dan nilai korelasi terendah sebesar -0,20 pada item 15. Dengan  tabel sebagai berikut:
Item
Koefisien
Keterangan

Item
Koefisien
Katerangan
Item 1
0,26
Tidak baik

Item 19
0,8
Baik
Item 2
0,94
Baik

Item 20
0,63
Baik
Item 3
0,55
Baik

Item 21
0,12
Tidak baik
Item 4
0,73
Baik

Item 22
0,67
Baik
Item 5
0,09
Tidak baik

Item 23
0,58
Baik
Item 6
0,41
Baik

Item 24
0,21
Tidak baik
Item 7
0,03
Tidak baik

Item 25
0,56
Baik
Item 8
0,62
Baik

Item 26
0,78
Baik
Item 9
0,67
Baik

Item 27
0,71
Baik
Item 10
0,7
Baik

Item 28
0,67
Baik
Item 11
0,15
Tidak baik

Item 29
0,82
Baik
Item 12
0,57
Baik

Item 30
0,23
Tidak baik
Item 13
0,3
Baik

Item 31
0,4
Baik
Item 14
0,2
Tidak baik

Item 32
0,37
Baik
Item 15
-0,2
Tidak baik

Item 33
-0,06
Tidak baik
Item 16
0,16
Tidak baik

Item 34
0,39
Baik
Item 17
-0,19
Tidak baik

Item 35
0,15
Tidak baik
Item 18
0,13
Tidak baik

Item 36
0,36
Baik

2.        Validitas Skala
Berdasarkan hasil try out yang telah dilakukan dengan proses pengolahan data melalui program Ms.Excel dan  SPSS V.17 untuk mencari nilai multi-trait & multi-metode, validitas di interpretasikan menggunakan standar dari Guilford (1956). Hasilnya perbandingan setiap aspek mendapatkan nilai validitas sebagai berikut:
a.    Multi-trait Taubah
Aspek
Koefisien
Keterangan
Al-lala an al mashiyah - Al Nadam ala fi illia
0,652
Validitas Tinggi
Al-lala an al mashiyah - Al-Azam alla yauaa ilaha
0,104
Validitas Sangat Rendah
Al Nadam ala fi illia - Al-Azam alla yauaa ilaha
0,029
Validitas Sangat Rendah

b.    Multi-trait Spritual Well Being
Aspek
Koefisien
Keterangan
Personal - Communal
0,555
Validitas Sedang
Personal - Enviromental
0,299
Validitas Rendah
Personal - Transcendental
0,491
Validitas Sedang
Communal - Environmental
0,404
Validitas Sedang
Communal - Transcendental
0,268
Validitas Rendah
Environmental - Transcendental
0,406
Validitas Sedang

3.    Multi-metode Syukur & Happines
Aspek
Koefisien Validitas
Keterangan
Al-lala an al mashiyah - Al Nadam ala fi illia
0,652
Validitas Tinggi
Al-lala an al mashiyah - Al-Azam alla yauaa ilaha
0,104
Validitas Sangat Rendah
Al-lala an al mashiyah - Personal
0,421
Validitas Sedang
Al-lala an al mashiyah - Communal
0,181
Validitas Sangat Rendah
Al-lala an al mashiyah - Environmental
0,311
Validitas Rendah
Al-lala an al mashiyah - Transcendetal
0,685
Validitas Tinggi
Al Nadam ala fi illia - Al-Azam alla yauaa ilaha
0,029
Validitas Sangat Rendah
Al Nadam ala fi illia - Personal
0,448
Validitas Sedang
Al Nadam ala fi illia - Communal
0,201
Validitas Rendah
Al Nadam ala fi illia - Environmental
0,368
Validitas Rendah
Al Nadam ala fi illia - Transcendental
0,448
Validitas Sedang
Al-Azam alla yauaa ilaha - personal
0,329
Validitas Rendah
Al-Azam alla yauaa ilaha - Communal
0,027
Validitas Sangat Rendah
Al-Azam alla yauaa ilaha - Environmental
-0,02
Tidak Valid
Al-Azam alla yauaa ilaha - Transcendental
0,16
Validitas Sangat Rendah
Personal - Communal
0,555
Validitas Sedang
Personal - Envirinmental
0,299
Validitas Rendah
Personal - Transcendental
0,491
Validitas Sedang
Communal - Environmental
0,404
Validitas Sedang
Communal - Transcendental
0,268
Validitas Rendah
Environmental - Transcendental
0,406
Validitas Sedang


4.        Reliabilitas Skala
Berdasarkan hasil try out yang telah dilakukan dengan proses pengolahan data melalui pendistribusian nilai setiap validitas aspek menggunakan rumus constuct reliability & variance extracted didapat hasil dengan interpretasi sebagai berikut:
CE (Reliabilitas sangat tinggi)
VE0,2882737802 (Reliabilitas sangat rendah)
Dari standar yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas skala menggunakan standar dari pengklasifikasian reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145). hasil reliabilitas dengan rumus constuct reliability (CE) memiliki nilai korelasi 0,999  & variance extracted memiliki nilai korelasi 0,288 kurang dari 0,5. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai reliabilitas dengan perhitungan manual menggunakan rumus CE sudah reliable, sedangkan menggunakan rumus VE tidak reliable karena kurang dari 0,5.

J.        KESIMPULAN
Berdasrkan hasil try out pada 36 item, dimana terdapat 22 item yang baik yaitu item 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, dan 36 dengan nilai korelasi tertinggi sebesar  0,94 yang terdapat pada item 2 dan nilai korelasi terendah terdapat pada item 36 dengan nilai korelasi 0,36. Item yang tidak baik sebanyak 14 dengan nilai korelasi tertinggi sebesar 0,26 pada item 1 dan nilai korelasi terendah sebesar -0,20 pada item 1, Item ini lebih baik diganti dengan item yang baru dan di try out kan kembali, agar 30 item ini dapat dipakai seluruhnya. Untuk item 15, 17 dan 33 masih memiliki nilai koefisien negatif.
Validitas pada setiap aspek bermacam-macam, tidak terdapat aspek yang validitasnya sangat tinggi. aspek yang mendapat kan validitas tinggi yakni aspek Al-lala an al mashiyah - Al Nadam ala fi illia dengan koefisien 0,652 dan Al-lala an al mashiyah –Transcendetal dengan koefisien 0,685, sedangkan aspek yang tidak valid yakni aspek Al-Azam alla yauaa ilaha – Environmental dengan koefisien -0,02. Rata-rata validitas pada setiap aspek yakni bervaliditas sedang.
Adapun koefisien reliabilitas yang dikerjakan secara manual dengan rumus constuct reliability (CE) memiliki nilai korelasi 0,999 (reliabilitas sangat tinggi)  & variance extracted memiliki nilai korelasi 0,288 (reliabilitas sangat rendah) . Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan reliabilitas menggunakan rumus CE menunjukan telah reliable, sedangkan menggunakan rumus VE tidak reliable karena kurang dari 0,5.









DAFTAR PUSTAKA
Friedenberg, Lisa. 1995. Psychologycal Testing : Design, Analysis, and Use. United State of America : A Simon & Achuster Company
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3 rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc




LAMPIRAN



Validitas taubah mulitrait

Correlations


aspek1
aspek2
aspek3
aspek1
Pearson Correlation
1
.652**
.104
Sig. (2-tailed)

.000
.585
N
30
30
30
aspek2
Pearson Correlation
.652**
1
.029
Sig. (2-tailed)
.000

.880
N
30
30
30
aspek3
Pearson Correlation
.104
.029
1
Sig. (2-tailed)
.585
.880

N
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Validitas multirait spritual well being

Correlations


aspek1
aspek2
aspek3
aspek4
aspek1
Pearson Correlation
1
.555**
.299
.491**
Sig. (2-tailed)

.001
.108
.006
N
30
30
30
30
aspek2
Pearson Correlation
.555**
1
.404*
.268
Sig. (2-tailed)
.001

.027
.152
N
30
30
30
30
aspek3
Pearson Correlation
.299
.404*
1
.406*
Sig. (2-tailed)
.108
.027

.026
N
30
30
30
30
aspek4
Pearson Correlation
.491**
.268
.406*
1
Sig. (2-tailed)
.006
.152
.026

N
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Validitas Multi-method Taubah dan Spritual well being
Correlations


aspek1
aspek2
aspek3
aspek4
aspek5
aspek6
aspek7
aspek1
Pearson Correlation
1
.652**
.104
.421*
.181
.311
.685**
Sig. (2-tailed)

.000
.585
.021
.339
.094
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek2
Pearson Correlation
.652**
1
.029
.448*
.201
.368*
.448*
Sig. (2-tailed)
.000

.880
.013
.286
.046
.013
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek3
Pearson Correlation
.104
.029
1
.329
.027
-.020
.160
Sig. (2-tailed)
.585
.880

.076
.889
.915
.400
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek4
Pearson Correlation
.421*
.448*
.329
1
.555**
.299
.491**
Sig. (2-tailed)
.021
.013
.076

.001
.108
.006
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek5
Pearson Correlation
.181
.201
.027
.555**
1
.404*
.268
Sig. (2-tailed)
.339
.286
.889
.001

.027
.152
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek6
Pearson Correlation
.311
.368*
-.020
.299
.404*
1
.406*
Sig. (2-tailed)
.094
.046
.915
.108
.027

.026
N
30
30
30
30
30
30
30
aspek7
Pearson Correlation
.685**
.448*
.160
.491**
.268
.406*
1
Sig. (2-tailed)
.000
.013
.400
.006
.152
.026

N
30
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

.652







  




 
















Tutorial Lengkap Agar disetujui Daftar Google Adsense

Sejak membuat BLOGOOBLOK, ratusan sudah postingan yang saya buat. Tidak sedikit diantaranya membahas  Google Adsense . Ini menandakan...