Kamis, 05 Maret 2015

Makalah Prata dan Struksur Sosial



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan di kampus bukan hanya ditentukan oleh usaha mahasiswa secara individual atau berkat interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi mahasiwa dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun diluar kampus.
Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawa dalam keluarga, di kampus, di luar kampus, dalam masyarakat dan system-sistem sosialnya.
Ketika kita selesai mengikuti kuliah tentunya perut sudah terasa lapar karena kita sudah merasa lelah, apa yang kita lakukan ? mungkin kita akan mempertimbangkan apakah harus mampir membeli makanan di depan kampus atau makan di kosan karena teman sekosan suka berbagi misalnya jika kita memilih untuk membeli makanan di depan kampus tentunya kita harus mengeluarkan uang untuk membeli makanan tersebut namun apabila kita memilih untuk membeli makanan di depan kampus berarti kita sedang berhubungan dengan Pranata. Oleh karena itu kita harus mematuhi aturan-aturan dalam pranata tersebut. Salah satunya kita harus membayar apa yang telah kita miliki. Sementara itu jika kita makan di kosan berarti kita sedang berhubungan dengan yang lain. Tentunya yang dipakai adalah aturan-aturan dan tujuan yang ada dalam pranata tersebut.
Dari masalah tersebut kami akan menjelaskan tentang “Struktur dan Pranata Sosial”.

1.2 Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Pranata Sosial ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Struktur Sosial ?
3.      Apa saja macam-macam Pranata Sosial ?
4.      Apa saja bentuk-bentuk Struktur Sosial ?

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian Pranata Sosial
2.      Untuk mengetahui pengertian Struktur Sosial
3.      Untuk mengetahui macam-macam Pranata Sosial
4.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk Struktur Sosial

1.4  Metode Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah ini, kami menggunakan metode bibiliografi atau metode bibiliografi atau metode kepustakaan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
1.      Langkahpertama         : Mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan
 pembahasan.
2.      Langkah kedua           : Mengklasifikasi data atau bahan.
3.      Langkah ketiga           : Menganalisa sejumlah buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang akan dibahas.

 
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  STRUKTUR SOSIAL
2.1.1  Definisi Struktur Sosial
Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini struktur sosial dapat horizontal maupun vertikal susunannnya.Contoh struktur sosial yang Horizontal adalah kelompok pria dan kelompok wanita, atau kelompok orang beragama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Cirinya masing-masing dalam kelompok tersebut tidak bertingkat, artinya di masyarakat kedudukannya sama. Sedangkan contoh Sruktur sosial yang vertikal adalah kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, hal ini jelas menunjukkan kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.Orang kaya berada di tempat yang lebih tinggi daripada orang miskin.
            Definisi struktur sosial menurut beberapa pendapat.
1.      Mengenai istilah struktur sosial dikalangan ahli diIndonesia memang belum ada kesepakatan untuk menentukan secara pasti tentang definisinya.
2.      Sebagian para ahli menganggap struktur sosial indektik dengan penggambaran tentang suatu lembaga sosial, sebagian lain menggambarkan struktur sosial dengan istilah pranata sosial, bangunan sosial dan lembaga kemasyarakatan. Namun dengan demikian pada dasarnya berbagai pendapat tersebut secara umum mengandung pengertian yang relatif sama; oleh karena itu pembedaan istilah dalam kajian ini diusahakan untuk tidak dipersoalkan dengan maksud agar terhindah dari kesalahpahaman.
3.      Dalam antropologi sosial, konsep struktur sosial dianggap sama dengan organisasi sosial, terutama apabila dihubungkan dengan masalah kekerabatan  dan kelembagaan atau hukum pada masyarakat yang tergolong bersahaja.Menurut Firth (Seorjono Soekarto;1983),  bahwa organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial, aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih furdamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris. Sedangakan E.R. Leach menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara orang-orang dan kelompok-kelompok.
4.      Dalam pendapat tersebut dapat diartikan bahwa struktur sosial mencangkup berbagai hubungan sosial antara individu-individu secara teratur pada waktu tertentu yang merupakan keadaan statis dari suatu sistem sosial. Jadi struktur sosial tidak hanya mengandung unsur kebudayaan belaka, melainkan sekaligus mencangkup seliruh prinsip-prinsip  hubungan-hubungan sosial yang bersifat tetap dan stabil.
5.      Bertolak dari pandangan totalitas hubungan-hubungan sosial sebagaimana dimaksud diatas, berarti perangkat struktur sosial yang paling utama adalah status sosial sedangkan fungsi struktur adalah apabila peranan individu yang tergabung dalam kehidupan masyarakat mampu memelihara konstinuitas apa-apa yang bersifat yang bersifat struktural.
6.      Dalam sosiologi struktur sosial sering digunakan untuk menjelaskan tentang keteraturan sosial, yaitu menunjuk pada prinsip, prilaku yang berulang-ulang dengan bentuk dan cara yang sama. Secara sosiometris kadang-kadanga dapat diartikan sebagai konsep psikologis dari hubungan-hubungan sejumlah anggota dalam kelompok kecil. Menurut Soerjono Soerkato (1983), bahwa struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial antara peranan-peranan.
7.      Interaksi dalam sosial dikonsepkan secara lebih terperinci dengan menjabarkan tentang manusia yang menempati posisi-posisi dan melaksanakan peranannya ( dalam sosiologi disebut sebagai pendekatan struktural-fungsional). Sedangkan Parson memandang struktur sosial sebagai aspek yang relatif lebih statis dari pada aspek fungsional dalam suatu sistem sosial.
8.      Dengan tidak mengurangi unsur pengertian dari struktur sosial, maka secara singkat struktur sosial dapat didefinisikan sebagai tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk pada suatu keteraturan prilaku, sehingga dapat memberikan bentuk suatu masyarakat.

2.1.2  Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
Bentuk struktur sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut, di antaranya sebagai berikut.


1.      Dilihat dari Sifatnya
Bentuk struktur sosial suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi struktur sosial yang kaku, struktur sosial yang luwes, struktur sosial formal, dan struktur sosial informal.
a.       Struktur Sosial Kaku
Struktur sosial kaku merupakan bentuk struktur sosial yang tidak dapat dirubah atau sekurang-kurangnya masyarakat menghadapi kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status atau kedudukannya.struktur sosial seperti ini biasanya terdapat pada masyarakat yang menganut sitem kasta.
b.      Struktur Sosial Luwes      
Bentuk struktur sosial ini merupakan kebalikan dari struktur sosial kaku. Pada struktur sosial ini masyarakat bebas bergerak melakukan perubahan.
c.       Struktur sosial Formal
Merupakan suatu bentuk struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang.
d.      Struktur Sosial Informal
Merupakan kebalikan dari struktur sosial formal, yaitu struktur sosial yang nyata ada berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang.
2.      Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya
Bentuk struktur sosial ini dapat dibedakan menjadi struktur sosial yang homogen dan struktur sosial yang heterogen.
a.       Struktur Sosial Homogen
Pada struktur sosial yang homogen memiliki latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakatnya, seperti kesamaan ras, suku bangsa, ataupun agama.
b.      Struktur Sosial yang Heterogen
Struktur sosial ini ditandai oleh keanekaragaman identitas anggota masyarakatnya. Struktur sosial yang heterogen memiliki latar belakang ras, suku, ataupun agama yang berbeda dari para anggota masyarakatnya.
3.      Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial
Bentuk struktur sosial berdasarkan ketidaksamaan sosial adalah pengelompokkan manusia secara horizontal dan vertikal. Pengelompokkan ini bisa berdasarkan ciri fisik yang meliputi jenis kelamin, bentuk dan tinggi tubuh, warna kulit, rambut, dan sebagainya. Juga berdasarkan ciri non fisik atau ciri sosial budaya, meliputi kecerdasan, keterampilan, motivasi, minat dan bakat.

a.       Faktor-Faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial
1)      Keadaan Geografis
Letak geografis suatu wilayah akan mempengaruhi iklim dan cuaca wilayah tersebut sehingga menghasilkan perbedaan mata pencaharian, corak, dan tradisi suatu masyarakat.
2)      Etnis
3)      Kemampuan atau Potensi Diri
Adanya perbedaan potensi diri dapat menghasilkan perbedaan atas dasar profesi, kekayaan, hobi, dan sebagainya.
4)      Latar Belakang Sosial
Perbedaan latar belakang sosial dapat menghasilkan perbedaan tingkat pendidikan, peranan, prestise, dan kekuasaan.
b.      Bentuk-Bentuk Ketidaksamaan Sosial
Dalam sosiologi ketidaksamaan sosial dibedakan secara horizontal dan secara vertikal. Ketidaksamaan sosial secara horizontal disebut dengan istilah diferensiasi sosial, sedangkan ketidaksamaan sosial secara vertikal disebut stratifkasi sosial.
1)            Secara Horizontal
Struktur sosial dilihat secara horizontal merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat yang dikenal dengan istilah difensiasi sosial. misalnya dalam masyarakat Indonesia terdapat suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Jawa, Sunda, Dayak, dan lain-lain.
2)            Secara Vertikal
Yaitu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan pelapisan sosial, baik lapisan atas mauoun lapisan bawah yang dikenal dengan istilah stratifikasi sosial.
Setiap masyarakat memiliki struktur sosial.Struktur sosial biasanya ditandai 2 ciri yaitu, horizontal yang mengarah pada diferensiasi sosial dan vertikal yang mengarah pada stratifikasi sosial.
1.      Diferensiasi Sosial
a.       Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosila adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarki).

b.      Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosia.
Dalam masyarakat dikenal beberapa bentuk deferensiasi sosial, antara lain berdasarkan perbedaan ras, suku bangsa (etnis), agama dan gender.
1)      Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras
Pengelompokkan manusia berdasarkan ras merupakan pengelompokkan yang bersifat jasmaniah, berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah. Koentjaraningrat mendefinisikan ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar. Dengan adanya pengelompokkan berdasarkan ras, maka memunculkan politik diskriminasi ras yang dampaknya sampai sekarang. Dasar-dasar diskriminasi itu adalah bahwa ras kulit putih mempnyai keunggulan jasmani serta rohani dibandingkan ras-ras lain.
Mengenai klasifikasi ras terdapat banyak sistem penggolongan yang berasal dari berbagi ahli. Di bawah ini dikemukakan salah satu klasifikasi ras dari A.L Kroeber(19488), yang menggambarkan secara jelas garis besar penggolongan ras-ras terpenting di dunia serta hubungan antara satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
-          Australoid (Penduduk asli Australia)
-           Mongoloid
-          Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur)
-          Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipinadan penduduk asli Taiwan)
-          American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang-orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)
-          Caucasoid
-          Nordid (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
-           Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
-          Mediterranean penduduk sekitar laut Tengah, Amerika Utara, Armenia, Arab, dan Iran)
-           Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka)
-          Negroid
-          African Negroid (Benua Afrika)
-          Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina)
-          Melanesian (Irian, Melanesia)
-          Ras-ras khusustidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras di atas.
-           Bushman (di daerah Gurun Kalahari; Afrika Selatan)
-          Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
-          Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
-          Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokkaido Jepang Utara)
2)      Diferensiasi Sosial Berdasarkan Etnis
Diferensiasi sosial berdasarkan etnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing.
3)      Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama
Diferensiasi sosial berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat.
Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah salah satu sistem kepercayaan beserta praktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sakral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang:
-          sesuatu yang dianggap sakral, melebihi kehidupan duniawi dan    menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan;
-          sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakral;
-          penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan; dan
-          sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.
Dari contoh yang terdapat dalam sejarah bisa diambil kesimpulan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh pada kehidupan masyarakat, dan sebaliknya, keadaan masyarakat mempengaruhi pula kepercayaan.
Sebagai salah satu dasar ikatan, agama berbeda dengan dasar ikatan lain, seperti keturunan, ras, suku, bangsa, ataupun pekerjaan. Dapat dikatakan agama merupakan bagian yang sangat mendalam dari kepribadian atau privacy seseorang, karena agama selalu bersangkutan dengan kepekaan emosional.
4)      Diferensiasi Sosial Berdasakan Gender
Pada umumnya orang beranggapan istilah gender sama dengan jenis kelamin, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan akan mencakup tentang perbedaan secara seks dan perbedaan gender.
Perbedaan gender adalah cara berperilaku bagi pria dan wanita yang sudah ditentukan oleh kebudayaan atau kodratnya yang kemudian menjadi bagian dari kepribadiannya.
Perbedaan struktur sosial secara horizontal ditandai dengan adanya kesatuan yang menunjukan perbedaan sederajat. Misalnya ras pendekatan berdasarkan ciri fisik dan lokasi Geografis; etnis didasarkan pada kebudayaan agama berhungan dengan kepercayaan/kegiatan keagamaan; serta jenis kelamin.
c.       Pengaruh Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial menyebabkan terbentuknya berbagai paham sosial seperti primordialisme, etnosentrisme, dan sektaria (politik aliran).
2.      Stratifikasi Sosial
a.       Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan sistem pelapisan masyrakat secara hierarkis. Pelapisan masyarakat berkaitan dengan suatu hal yang dihargai oleh masyarakat itu sendiri. Ukuran yang biasa digunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu pelapisan sosial meliputi kekayaan, kekuasaan,kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
Menurut Pitirim A. Sorokin (1959), bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1999), stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Robert M.Z Lawang, startifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa stratifiksi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
b.      Dasar Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai. Adapun dasar atau ukuran yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota msyarakat ke dalam suatu lapisan sosial adalah sebagai berikut.
-          Ukuran kekayaan
-          Ukuran kekuasaan
-          Ukuran kehormatan
-          Ukuran ilmu pengetahuan
Keempat ukuran di atas bukanlah bersifat limitif, artinya masih ada ukuran lain yang dapat dipergunakan dalam kriteria penggolongan pelapisan sosial dalam masyarakat, namun ukuran di ataslah yang paling banyak digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.
c.       Unsur-Unsur Stratifikasi Sosialikut.
Unsur-unsur yang terdapat dalam stratisfikias sosial adalah sebagai berikut.
(1)    Status atau kedudukan
Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai suatu posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Umunya terdapat tiga macam cara memperoleh status atau kedudukan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
-          Ascribed status merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan diperoleh karena ia dilehirkan dari orang yang berdarah bangsawan.
-          Achieved status merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh usaha-usaha yang disengaja. Misalnya, setiap orang bisa menjadi dokter, asal dia memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang dokter.
-          Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan. Misalnya, gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang karena dianggap berjasa.
(2)   Peranan
Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran (role set) yang menunjukkan bahwa dalam suatu status tidak hanya mempunyai satu peran tunggal, tetapi sejumlah peran yang berhubungan. Misalnya, seorang anak juga seorang murid, dan ia seorang teman, seorang kketua OSIS, dan masih banyak perangkat peran lainnya yang ia sandang. Jadi, dapat dilihat bahwa setiap individu menduduki status atau kedudukan tertentu dalam masyarakat, serta menjalankan suatu peranan. Ketika seorang individu mennduduki suatu status atau kedudukan serta menjalankan sebuah peranan terkadang dihadapkan pada pertentangan yang berkaitan dengan status dan peranannya, konflik status dan konflik peranan akan timbul apabila seseorang harus memilih status mana yang harus ia pilih dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya, Ibu Tati adalah seorang ibu dan juga pengacara. Ketika anaknya sakit, ia harus memilih menjalankan peranannya sebagai seorang ibu yang harus merawat anaknya atau memilih menjalankan peranannya sebagai pembela dalam suatu sidang di pengadilan.
d.      Terjadinya Stratifikasi Sosial
Proses terjadinya stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu dengan sendirinya dan dengan sengaja. Stratifikasi yang terbentuk dengan sendirinya, misalnya kepandaian dan tingkat umur. Sementara itu, stratifikasi yang di bentuk secara sengaja mengarah pada suatu tujuan tertentu.Tujuan tersebut menjadi kesepakatan kelompok sosial, misalnya kekuasaan dan wewenang.
e.       Sifat Stratifikasi Sosial
1)      Terbuka
Sistem pelapisan terbuka (opened social stratification)mempermudah kesempatan anggota masyarakat untuk naik pada lapisan atas atau mengalami penurunan prestasi hingga masuk kelapisan bawah.
2)      Tertutup
Sistem pelapisan tertutup (closed social stratification) membatasi perpindahan status individu untuk naik ke lapisan atas atau turun kelapisan bawah. Anggota sistem pelapisan  tertutup didasarkan pada pelahiran.
3)      Campuran sistem pelapisan sosial masyarakat tidak selalu bersifat terbuka atau tertutup, misalnya pada kehidupan masyarakat Bali. Secara budaya masyarakat Bali menerapkan sistem pelapisan tertutup, tetapi secara ekonomi masyarakat menerapkan sistem pelapisan terbuka. Dengan demikian, dapat disimpulkan dalam suatu masyarakat terdapat sistem pelapisan campuran yang memadukan  sistem pelapisan terbuka dan terututup.
f.       Pengaruh Stratifikasi Sosial
Konsekuensi stratifikasi sosial menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata sosial tertentu berdasarkan kekuatan, privelese, dan prestise. Perbedaan sikap tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya. Pola hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi.




2.1.3   Ciri – ciri Struktur Sosial
Untuk lebih jelasnya di bawah ini dijelaskan beberapa ciri umum dari struktur sosial :
1.      Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok yang dapat memberi bentuk dasar pada masyarakat memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris. Konsep struktur sosial di terapkan pada setiap totalitas, seperti lembaga , kelompok dan proses sosial. Struktur sosial disatu pihak dapat berupa hubungan-hubungan sosial antar anggota kelompok masyarakat, di pihak lain struktur sosial merupakan ketetapan dari pada cita-cita distribusi kekuasaan diantara angota-anggota masyarakat tertentu.
2.      Struktur sosial mencakup semua hungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu. Oleh karena itu maka struktur sosial dapat disebut sebagai aspek dan proses dari sistem sosia,l yang pada intinya adalah situaassi statis dari sistem sosial. Struktur sosial merupakan kerangka acuan yang utama dalam detiap studi tentang keteraturam hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat.
3.      Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat yang dapat dilihat dari sudut pandang teoritis , artinya dalam setiap penelitian tentang kebudayaan selakyaknya diarahkan pada pemikiran terhadap pelbagai derajat dari susunan sosialnya . dengan demikian struktur sosial dapat dipandang sebagai suatu kenyataan emppiris yang ada setiap saat terjadi hubungan sosisa antar manusa . struktur sosial merupakan abstraksi dari kenyatan yang menyangkut kurun waktu tertentu yang pada prinsipnya tidak terlepas dari prilaku , perasaan dan kepercayaan , disamping menyanhkut kehidupan yang aktual
4.      Struktur sosial merupaka realitas sosial yang bersifatstatis atau kenyataan yang membeku, sehingga dapat dilihat kerangka tantanan dari bebrbagai bagian tubuhnya yang ber bentuk struktur. Jadi struktur sosial adalah aspek statis dari suatu proses atau fungsinalisasi dari sistem sosial.
5.      Struktur merupakan tahapan perubahan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu pertama ; di daLam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan. Kedua ; dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan dan interaksi sosialberkesinambungan sebelum kemudian terancam proses ketidakpuasan dalam tuuh masyarakat . pada ciriyang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan keteratutrab sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam kehiduan masyarakat.
Dari beberapa ciri struktur sosial sebagaimana di kemukakan di atas , maka dapat disimulkan bahwa struktur sosial adalah suatu tantanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari pada unsur-unsur sosial yang pokok.
Menurut Sorjono Soekarto, unsur-unsur sosial yang pokok itu adalah sebagai berikut :
a.       Sekelompok sosial
b.      Kebudayaan.
c.       Lembaga sosial
d.      Stratifikasi sosial.
e.       Kekuasaan dan wewenang.

2.1.4   Fungsi Sruktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Dalam buku sosiologi kelompok dan malasah sosial ( Abdul SYani : 1987 ) , dijelaskan bahwa dalam struktur sosial banyak dijumpai dengan berbagai aspek erilaku sosial. Perilaku sosial menunjukan adanya suatu gejala yang tetap apada kehidupan masyarakat setelah melalui tahapan perubahan-perubahan tertentu . dengan struktur sosial, maka secara psikologis aggota masyarakat merasa ada batas-batas tertentu dalam setiap melakukan aktifitasnya ; individu senantiasa menyesuaikan diri dengan ketertiban dan keteraturan masyarakat yang ada. Dalam keadaan demikian norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan paling tidak dapat berfungsi sebagai batas dalam berprilaku agar tidak melanggar batas-batas hak dari anggota masyarakat lain. Menurut Mayor Polak ( 1979 ), berfungsi sebagai pengawasan sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran terhadap norma-norma , nilai-nilai dan peraturan-peraturan tadi, sehingga disiplin dalam kelopok cenderung dapat di pertahankan. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan dimaksudkan sebagai tujuan untuk mendisiplinkan para anggota kelompok dan menghindarkan aatau membatasi adanya penyelewengan kelompok.
Tujuan untuk mendisiplinkan kelompok pada dasarnya didorong oleh suatu keinginan dan semangat persatuan diantara anggot akelompok, kesadaran menerima hukum dan norma-norma yang berlaku, dan tunduk kepada kepentingan dan kesejahteraan kelompok secara keseluruhan. Untuk itu anggota masyarakat senantiasa melaksanakan pengawasannya terhadap diri sendiri dan terhadap sesamanya. Dengan keadaanmasyarakat yang relatif terikat terhadap struktur sosial nya , maka kelangsungan hidup sebagaimana tercermin dalamm ikatan moral dapat dipertahankan. Ada kecenderungan sifat masyarakat lebih baik tentram dalam keadaan bersahaja dari pada harus berubah dwngan gejilak sosial dan timbulnya berbagai penyimpangan yang tak kunjung rampung. Anggota masyarakat pada umumnya lebih condong untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kebiasaan dan perilaku yang berbuah nyata dan langsung sifatnya. Mereka beranggapan bahwa ketertiban da kestabilan masyarakat sangat tergantung pada norma dan nilai-nilai budaya yan berlaku pada saat tertentu. Merupakan pendapat Emile Durkaheiembahwa keteraturan itu disebabkan adanya faktor pengikatnya yang ditingkatkan menjadi moraitas masyarakat, faktor itu adalahantara lain :
1.         Kontrol sosial.
2.         Stabilitas keluarga yang besar.
3.         Sifat hetero genitas lebih kecil dari pada sifat kolektivitas.
Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial ; karena aturan disiplinnya berasal dari dalam kelompok senduri, maka perlakuan pegawai dalam kelompok sendiri, maka perlakuan pengawasan dalam kelompoknya cenderung lebih umum untuk dapat diterima sebagai kepentingan sendiri. Dengan pelakunya proses tersebut, maka setiap anggota kelompok akan mendapatkan pengetahuan dan kesadaran, teratur perihal sika, kebiasaan kepercayaan grup feelingnya.
            Dengan demikian anggota kelompok dapat mengetahui berbagai cara bersikap dan bertindak yang sesuai dengan keteraturan dan harapan-harapan umum sehingga kemungkinan perbedaan-perbedaan paham sedikit dapat di kuarangi .
            Dalam teoori sebernetik tentang general system of action ( Ankie M.M Hoogvelt : 1985 ), dijelaskan bahwa suatu masyarakat akan dapat dianalisis dari sudut syarat-syarat fungsionalnya yaitu :
1.      Fungsi mempertahankan pola [pattern maintenance]. Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kebudayaan hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertingi dari masyarakat,oleh karena diorientasikan realitas terakhir
2.      Fungsi integrasi. Hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suata sistem sosial,khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan berperanannya keseluruhan sistem.
3.      Fungsi pencapaian tujuan [goal attainment].hal ini menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuabn yang sangata penting bagi masyarakat, mobilitas warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4.      Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem organsme perilaku dan dengan dunia fisiko organik . hal itu secara umum menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap kondisi –kondisi dari lingkungan kehidupannya.

2.2 PRANATA SOSIAL
2.2.1 Pengertian Pranata
            Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, dari hari kehari manusia melaksanakan banyak tindakan interaksi antar individu dalam kehidupan bermasyarakat. Diantara semua tindakannya yang berpola tadi, perlu diadakan perbedaan antara tindakan-tindakan yang dilaksanakannya menurut pola-pola yang tidak resmi dengan tindakan-tindakan yang dilaksanakannya menurut pola-pola yang resmi. Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi dan antropologi disebut Pranata, atau dalam bahasa inggris institution.
            Contoh 1: peristiwa pertama, pada berbagai sekolah menengah kita dapat mengamati anak-anak remaja, yang pada jam-jam istirahat antara pelajaran, secara besenda gurau bermain tinju atau gulat, dikerumuni kawan-kawan mereka yang dengan bersorak gembira melepaskan lelah dan ketegangan akibat berkonsentrasi mengikuti pelajaran guru beberapa saat yang lalu. Peristiwa kedua, apabila kita pernah menonton rekaman pertandingan adu tinju dua juara tinju kelas berat, Muhammad Ali dan Joe Frazier, yang bertanding secara resmi menurut  norma-norma dan aturan-aturan ketat yang didahului oleh prosedur-prosedur, upacara dan protokol yang resmi, dan masing-masing dibantu oleh tim yang berdiri para suporter, asisten, pelatih, dokter dll, dengan dikerumuni olh beribu-ribu penonton  yang bersorak-sorak ramai. Dalam peristiwa pertama terdapat murid-murid sekolah yang merupakan masyarakat sekolah bermain tinju secara tidak resmi, sedangkan dalam peristiwa kedua ada juara dunia yang dalam masyarakat kaum olahragawan bermain tinju secara resmimenurut pranata pertandingan tinju kejuaran dunia.
            Contoh lain adalah: Dalam hampir semua masyarakat kita dapat mengamati aktivitas manusia berinteraksi dalam hal memberi pelajaran. Kakak mengajar adiknya suatu permainan; ibu mengajari anaknya adat sopan-santun pergaulan; ayah mengajar anaknya cara memperbaiki suatu alat rumah tangga; seorang petani mengajar seorang buruh tani cara menanam yang baru; seorang kepala kantor mengajar aturan-aturan untuk menyusun surat laporan resmi pada seoarang pegawainya dan sebagainya. Walaupun kita semua dalam hidup pernah memberi pelajaran mengenai sesuatu hal pada orang lain, tetapi belum tentu kita semua pernah secara resmi dan aktif bertindak sebagai guru dalam pranata pendidikan yang mempunyai wujud konkret dalam bermacam-macam lembaga yang kita sebut taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan, akademi, perguruan tinggi, kursus penataran, sekolah agama, pesantren, madrasah, institut agama, sekolah tinggi teologi, seminarium dan sebagainya.
            Dari kedua contoh tersebut diatas tampak bahwa pranata adalah suatu sistem norma khusus menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupanmasyarakat.
           Konsep “pranata” atau intitution telah lama berkembang dan dipergunakan dalam ilmu sosiologi, dan merupakan suatu konsep dasar yang diuraikan secara panjang lebar dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu. Sebaliknya dalam ilmu antropologi konsep “pranata” kurang digunakan. Para ahli antropologi lebih suka menggunakan konsep “unsur kebudayaan” untuk mengalisis aktivitas manusia dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan penulis konsep institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi.
           Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page Pranata sosial adalah: tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dimanakan assosiation.
           Menurut Leopold von Wiese dan Howard becher Pranata sosial diartikan sebagai suaru jaringan dari pada proses-proses hubungan antara manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi untung memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Disini lembaga kemasyarakan dilihat dari sudut fungsinya.
           Beberapa fungsi Pranata Sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.
1.      Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku dan bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan.
2.      Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3.      Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control) yaitu, artinya sistem pengawasan daripada masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggota.
Ciri-ciri Pranata Sosial Menurut Gillin and Gillin.
1.      Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui aktifitas-aktifitas kemasyarakatan.
2.      Suatu tingkah kekekalan tertentu merupakan ciri dari suatu lembaga kemasyarakatan.
3.      Lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu atau beberapa tujuan tertentu.
4.      Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

2.2.2 Pranata dan Lembaga
            Dalam bahasa sehari-hari istilah institution sering dikacaukan dengan istilah institute. Dalam bahasa indonesia arti itu juga terjadi. Istilah Indonesia untuk intitute adalah “lembaga” maka sesuai dengan itu dalam bahasa surat kabar dan bahasa populer indonesia sering kita baca istilah “dilembagakan”. Padahal, antara “pranata” dan “lembaga” harus diadakan pembedaan secara tajam. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas.
           Kalau istilah lembaga kita perhatikan lrbih mendalam dan dihubungkan dengan istilah kelompok atau perkumpulan, maka lembaga memang merupakan suatu bentuk perkumpulan yang khusus.

2.2.3 Macam-macam Pranata
            Beberapakah jumlah yang ada dalam suatu masyarakat? Hal itu tergantung pada sistem sederhana atau sifat kompleksnya kebudayaan yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Akin menjadi besar dan kompleks suatu masyarakat berkembang,makin bertambah pula jumlah pranata yang timbul didalamnya. Para ahli sosiologi telah melakukan berbagai macam penggolongan atas jmlah pranata itu. Penggolongan atas fungsi dan pranata-pranat untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup manusia sebagai warga masyarakat, memberikan kepada kita sekedar pengertian men genai jumlah dan berbagai macam pranata yang ada dalam suatu masyarakat yang besar dan kompleks. Menurut  para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan kedalam paling sedikit delapan golongan, yaitu :
1.      Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keprluan kehidupan kekerabatan, yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institutions. Contoh : perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak-anak, sopan santun pergaulan antar kerabat, sistem istilah kekerabatan dsb.
2.      Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi,menimbun,menyimpan,mendistribusi hasil produksi dan harta adalah economi institusions. Contoh: pertanian,peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, barter, koprasi penjualan, penggudangan, perbankan dsb.
3.      Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational institutions. Contoh : pengasuh anak-anak,pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan keamanan,pers, perpustakaan umum, dsb.
4.      Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia, menyelami alam semesta sekelilinya, adalah scientific institutions. Contoh : metododlogi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dsb.
5.      Pranata- pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and recreational institutions. Contoh : seni rupa, seni suara, seni gerak,seni drama, kesusasteraan, olahraga dsb.
6.      Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam gaib adalah religious institutions. Contoh : doa ,kenduri, upacara, semadi, bertapa, penyiaran agama, pantangan, ilmu goib, ilmu dukun dsb.
7.      Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, adalah political institutions.contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan dsb.
8.      Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia adalah somatic institusions. Contoh : pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan. Kedokteran dsb.
Perbedaan antara Lembaga dan Pranata
Lembaga, Institute Organisasi
Pranata, Institution
Institut Teknologi Bandung
Pendidikan Teknologi
Institut Agama Islam
Pendidikan Agama
Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional
Penelitian Masyarakat
Penerbit Compas,Yayasan bentara Rakyat
Jurnalistik
Departemen Hankam
Keamanan Negara
Divisi Siliwangi
Perang
PSSI
 Olahraga

Penggolongan tersebut tidak lengkap karena tidak mencakup segala macam pranata yang mungkin ada dalam masyarakat manusia. Kalau dipikirkan srcara mendalam dan objektif, maka hal-hal seperti kejahatan banditisme, pelacuran, dan sebagainya juga merupakan pranta-pranata sosial tetapi dalam penggolongan diatas pranata-pranat tersebut tidak mendapat tempat. Kecuali itu harus pula diperhatikan bahwa banyak dari pranata tersebut diatas mempunyai sedemikian banyak aspek sehingga semuanya itu tidak hanya dapat digolongkan kedalam satu golongan, tetapi juga kedalam lebih dari satu golongan. Feodalisme sebagai suatu sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap tanah yang pada hakikatnya mengakibatkan suatu produksi dari hasil bumi, misalnya dapat dianggap suatu pranata ekonomi, tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak berkuasa dan pihak rakyat sebagai dasar suatu negara dapat dianggap suatu pranata politik
Selain itu dalam suatu masyarakat banyak pula pranata yang khusus tumbuh dari dalam adat istiadat suatu masyarakat bersangkutan, tanpa disadari dan direncangan diambil dari masyarakat lain. Dalam masyarakat indonesia masa kini, misalnya, banyak pranata berasal dari luar seperti: demokrasi parlementer, sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, komunikasi satelit dll. Sungguh pun dalam suatu masyarakat memang sering kita lihat adanya banyak pranata asing serupa itu, tetapi berbagai pranata itu biasanya hanya dapat hidup langsung apabila dapat diselaraskan dengan adat istiadat lama. Apabila pranata itu dapat diselaraskan dengan pranata yang telah lama hidup dalam masyarakat, atau apabila pranata asing itu sungguh-sungguh dapat disadari dan dipahami keperluannya oleh warga masyarakat.
Jumlah pranata dalam suatu masyarakat selalu bertambah, terutama dalam masyarakat yang sedang berkembang (berada dalam keadaan transisi dari masyarakat agraria ke masyarakat industri). Dalam masyarakat indonesia yang merupakan contoh dari masyarakat serupa itu, berkali-kali harus berkembang dan dikembangkan pranata-pranata baru untuk memenuhi kehidupan masyarakat yang semakin hari menjadi semakin kompleks. Pada tanggal 10 Juni 1976, misalnya, dalam masyarakat indonesia dikembangkan yaitu pranata baru, ialah pranata komunikasi satelit.

2.2.4 Karakterisrik Pranata Sosial
             Karakteristik umum dari Pranata Sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin, sebagai berikut; (Soemardjan dan Soemardi, 1964:67-70)
1.      Pranata Sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiran-pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Karakteristik ini menegaskan kembali bahwa pranata sosial terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial dan peranan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. norma-norma sosial ini merupakan unsur abstraknya dari pranata sosial, sedangkan sekumpulan dari peranan-peranan sosial seolah-olah merupakan perwujudan konkret dari pranata sosial, karena menampakkan diri sebagai bentuk assosiasi atau lembaga.
2.      Pranata sosial itu relative mempunyai tingkat kekebalan tertentu. Artinya, pranata sosial itu pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang tidak lekas lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. panjangnya umur pranata sosial itu pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya karena pranta sosial itu terdiri dari norma-norma sosial, dimana norma-norma sosial ini terbentuk melalui proses yang tidak mudah dan relative lama. Sementara itu norma-norma sosial itu pada umumnya berorientasi pada kebutuhan pokok dari kehidupan masyarakat, sehingga sewajarnyalah apabila pranata sosial kemudian dipelihara sebaik-baiknya oleh setiap warga masyarakat, karena pranata sosial itu memiliki nilai-nilai yang tinggi. Kekebalan pranata sosial juga dipengaruhi oleh usaha dari para warga masyarakat untuk semangkin mengukuhkan atau melestarikan bahwa ada kecenderungan manusia untuk memperoleh serta meningkatkan kedudukan seseorang akan meningkat pula peranan yang dimainkan dalam kehidupannya.
3.      Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan. Tujuan dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin dicapai. Oleh Karena itu, tujuan akan motivasi ataupun mendorong manusia untuk mengusahakan serta bertindak agar tujuan itu dapat terwujud. Dengan tujuan inilah maka merangsang pranata sosial untuk dapat melaksanakan fungsinya, akan tetapi hal ini bukanlah dimaksudkan bahwa adanya tujuan akan menjamin berfungsinya pranata sosial. Oleh karena itu apabila pranata sosial telah mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai, tetapi pranata sosial itu sendiri tidak dapat menjalankan fungsinya, maka tujuan tersebut akan mandul atau steril. Tidaklah mungkin dapat terjadi ada pranata sosial berfungsi, tetapi tidak mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa tujuan paranata sosial itu dapat tercapai apabila fungsinya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang bersangkutan akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, yang dimaksud dengan fungsi pranata sosial adalah merupakan peranan pranata dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat. Adakalanya fungsi pranata sosial itu tidak diketahui ataupun tidak disadari oleh sekelompok masyarakat yang menjadi anggotanya, dan sering kali terjadi fungsi itu baru disadari setelah diwujudkan dan ternyata berbeda dengan tujuannya.
4.      Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan agar pranata yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Peralatan yang diperlukan atau yang dimiliki setiap pranata sosial tergantung dari jenis pranata yang bersangkutan. Peralatan pranata sosial dapat pula bersifat hardware maupun software, seperti adanya sarana maupun prasarana yang harus tersedia untuik mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
5.      Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang. Lambang disamping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga tidak jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial yang bersangkutan. Lambang dari suatu pranata sosial dapat berupa gambar sesuatu, tulisan maupun slogan-slogan. Lambang pranata sosial secara umum dapat dikategorikan dalam dua hal. Pertama, lambang atau symbol yang bersifat presentasional, yaitu lambang yang dapat menghadirkan pranata yang bersangkutan, misalnya burung garuda dan bendera merah putih akan menghadirkan Negara Republik Indonesia. Lambang yang bersifat presentasional ini biasanya mengandung nilai-nilai dari tujuannya juga bersifat sacral. Kedua, adalah lambing yang bersifat discursive, yaitu lambang yang tidak ada kaitan atau tidak ada sambungannya dengan tujuan, fungsi maupun nilai-nilai yang terkandung di dalam pranata sosial yang bersangkutan, sehingga lambing yang dipergunakan itu biasanya sekedar untuk menunjukkan spesifikasi dari pranata sosial yang bersangkutan.
6.      Pranata sosial mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak. Dokumen ini dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk mencapai tujuan serta melaksanakan fungsinya. Oleh karena itu, dokumen yang tertulis dapat merupakan landasan pranata yang autentik dipergunakan sebagai pedoman, dan dokumen ini sebenarnya adalah merupakan konkretisasi dari karakteristik yang pertama.

2.2.5 Tipe-tipe Pranata Sosial
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-lembaga paling primer, lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat. Contoh hak milik, agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institusions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, dan lain- lain.
2.      Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi lembaga sosial berdasarkan basic institusions dan subsidiary. Basic institusionsdianggap sebagai lembaga sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya keluarga, sekolah-sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions dianggap yang kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3.      Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakanapproved atau sosial sanctioned instiitutions dengan unsanctioned institusions. Apporoved atau sosial sancationed institusional adalah lembaga-lembaga yang diterima masyarakat seperti sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.unsanctioned institutions yang ditolak keberadaannya oleh masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, perampok dan lain-lain.
4.      Perbedaan antara general institusions dengan restricted institutions timbul apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-penyebabnya.misalnya agama adalah suatu general institutions karena hamper dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia.sedangkan agama islam, kristen, budha, hindu dan lain-lain. Merupakan restected institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat dunia.
5.      Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative institutions atau regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri. Sedangkan regulative institutionsbertujuan untuk mengawasi adapt istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.

2.2.6 Perubahan Pranata Sosial
Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah merupakan sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam selalu berubah-ubahmaka pranata sosial pun dapat mengalami perubahan nya sulit dilakukan. Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal seperti:
1)      Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai meninggal, merupakan proses yang relative lama.
2)      Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu mekanisme dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu mematuhi norma-norma yang berlaku.
Karena itu walaupun pranata sosial dapat berubah tetapi dalam kenyataan Perubahan sosial dalam masyarakat berdampak pada adanya perkembangan pada pranata sosial baru dalam sistemem aspek kehidupan masyarakat.. Pranata-pranata sosial tersebut membawa kemajuan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi disisi lain melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang tidak sedikit membawa akses negative didalamnya.
Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut:
1)      Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank dengan berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini membentuk pola hidup masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat modern.
2)      Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak menampung kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti organisasi pencinta alam, basket, dan modeling.
3)      Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai pranata baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi transportasi dan informasi (komputer dan internet).
4)      Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti bertambahnya setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik. Penomena ini melahirkan pola budaya baru yang secara tidak dasar telah mengubah pola kebudayaan lama.
5)      Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya parochial yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
6)      Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu yang setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga bisa memiliki karier.

2.2.7 Cara dan Manfaat Mempelajari Pranata Sosial
Keberadaan proses sosial sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan menciptakan kehidupan yang teratur dari hubungan-hubungan antarmanusia dalam masyarakat.. untuk itu sebagai anggota masyarakat yang baik sangat penting untuk memepelajari dan menelitinya. Dalam meneniliti pranata sosial, banyak ahli sosiologi memberikan beberapa pendekatan yang bias digunakan terhadap masalah tersebut sebagai berikut :
1)      Analisis secara histories, bertujuan untuk meneliti sejarah timbul dan berkembangnya suatu lembaga kamasyarakat atau pranata sosial tertentu. Misalnya, diselidiki asal mula serta berkembang lembaga demokrasi,dll.
2)      Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat berlainan atau lapisan sosial masyarakat.misalnya, bentuk-bentuk milik,dll.
3)      Analisis fungsional,yaitu dengan jalan menganalisis hubungan antar lembaga-lembaga di dalam masyarakat tertentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari pranata sosial, diantaranya:
1)      Dapat mengerti dan memehami pranata sosial yang ada.
2)      Memperoleh pengetahuan tentang keserasian antar norma dan berbagai bidang sehari-hari.
3)      Dapat mengetahui hubungan antar pranata sosial.
4)      Dapat mengetahui tatanan pranata sosial secara keseluruhan

2.2.8 Pranata, Kedudukan, dan Peranan Sosial
             Sebelumnya telah dibahas bahwa pranata-pranata dalam suatu masyarakat terdiri dari  suatu kompleks tindakan dari berinteraksi yang menyebabkan terwujudnya pola-pola sosial dalam masyarakat. Adapun manusia yang melakukan tindakan interaksi itu biasanya menganggap dirinya berada dalam suatu kedudukan sosial tertentu yang juga dikonsepsikan untuknya oleh norma- norma yang menata seluruh tindakan tadi . Dengan demikian, konsep kedudukan (status) menjadi unsur penting dalam setiap usaha kita untuk menganalisis masyarakat . Pada kedudukan itulah para wargamasyarakat bertindak menurut  norma-norma khusu dari pranata bersangkutan, bahkan menurut norma-norma khusu dari kedudukan khusu dalam pranata itu. Tingkah laku laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut dengan suatu istilah ilmiah yaitu “peranan sosial “ (social role atau role saja ).
          Istilah “ peranan “ memang dipinjam dari seni sandiwara . Berbeda dengan sandiwara, sipemain tidak hanya memainkan satu peran saja, tetapi beberapa peranan sekaligus atau secara berganti-ganti. Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, “peranan”diberi arti yang lebih khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakan oleh individu dalam kedudukan dimana ia  berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan-kedudukan lain. Itulah sebabnya konsep peran menurut pengertian ilmiah mengandung kenyataan baahwa si individu  dari waktu ke waktu dapat berpindah  dari satu peranan ke peranan yang lain. Bahkan jarak antara satu waktu  dengan waktu yang lain dapat sedemikian dekatnya sehingga seolah-olah tampak sebagai satu waktu. Hal yang tersebut terakhir ini berarti bahwa seorang individu dapat memantaskan sekaligus dua atau lebih peranan sosial pada satu saat tertentu.
Marilah kita tinjau suatu contoh mengenai hal itu,yang kita ambil dari peanata kekerabatan. Pada pranata kekerabatan itu ada kedudukan-kedudukan seperti ayah, suami, anak laki-laki,kakak laki-laki,adik perempuan,paman senior,paman junior, bahkan mungkin juga ayah angkat, ayah tiri,ayah mertua,ipar laki-laki dan banyak yang lain. Kita dapat membayangkan bahwa satu orang individu bisa menduduki semua status itu,dan dalam kehidupan sehari-hari mementaskan semua peranan itu dengan beralih tiap saat dari satu kedudukan kedalam kedudukan yang lain. Bahkan pada suatu saat ia mungkin berada dalam suatu keadaan dimana ia bertindak dalam tiga – empat kedudukan sekaligus, dan harus memainkan tiga sampai empat peranan yang berhubungan dengan itu sekaligus,dalam suatu waktu tertentu. Individu tadi pada saat bertindak dengan berperan sosial ayah terhadap anaknya, pada saat lain sebagai suami terhadap istrinya,pada keesokan hariya ia mengunjungi ayahnya dan berperanan sebagai anak laki-laki dalam kedudukannya itu,dan demikian selanjutnya. Namun pada suatu hari mungkin sekali ia duduk dirumah bersama istrinya,anak laki-lakinya, istri anak laki-lakinya,cucunya dan kebetulan seorang kenalan bekas teman sekolahnya datang berkunjung. Pada saat seperti itu ia harus memainkan 5 peranan sosial,yaitu sebagai suami,ayah,ayah mertua,kakek,dan juga sebagai seorang bekas teman sekolah.
Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang harus dapat diperoleh dengan usaha. Golongan yang pertama disebut kedudukan tergariskan (ascribed status ),dan yang kedua disebut kedudukan diusahakan (acbieved status).
Terutama berdasarkan atas jenis kelamin dan tingkat umurnya, tiap individu dalam tiap masyarakat harus menduduki berbagai kedudukan tergariskan. Wanita dalam semua masyarakat mempunyai berbagai kewajiban tertentu yang seolah-olah sudah di gariskan untuk mereka oleh adat masyarakat masing-masing dan dengan sendirinya mereka harus belajar dan menyiapkan diri untuk menempati kedudukan-kedudukan mereka dan menjalankan peranan mereka dengan baik. Hampir semua wanita indonesia dengan pengecualian tergariskan sebagai ibu rumah tangga. Di masyarakat lain wanita tergariskab kedudukan-kedudukan yang mungkin lain sekali. Dalam masyarakat suku bangsa india iroquois di daerah sungai. St.Lawrence di Amerika misalnya, dahulu wanita di gariskan sebagai pengaruh kehidupan politik, dan sejak kecil anak gadis didikan untuk kemudian, bila telah dewasa, dapat menjalankan peranan mereka dengan menjalankan peranan mereka dengan sama. Hal itu berbeda dengan di indonesia. Dimana wanita dalam politik. Memang ada, tetapi tidak lazim dalam masyarakat Eropa-Amerika di kota-kota besar di duna, batas antara kedudukan tergariskan bagi wanita dan bagi pria mulai kabur, karena disana terutama kaum wanitalah yang mulai menempati kedudukan-kedudukan yang mula-mula hanya khusus digariskan untuk kaum pria. Kecuali berdasarkan atas perbedaan jenis kelamin dan umur, di banyak masyarakat di dunia kedudukan dan individu ditentukan oleh lapisan masyarakat atau kelas sosial tempat mereka dilahirkan di banyak tempat di India terutama di daerah pedesaan, dimana sistem kasta masih kuat, kedudukan individu digariskan oleh kasta tempat ia dilahirkan.



























BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat.   
Bentuk-bentuk struktur sosial :Dilihat dari Sifatnya= Struktur Sosial Kaku, Struktur Sosial Luwes, Struktur sosial Formal, Struktur Sosial Informal. Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya= Struktur Sosial Homogen,  Struktur Sosial yang Heterogen, Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial=Pengelompokan manusia secara horizontal dan vertikal.
Pranata sosial adalah tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dimanakan assosiation.
Macam-macam pranata sosial : Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keprluan kehidupan kekerabatan, Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian hidup, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia, Pranata- pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahannya, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam gaib adalah religious institutions,pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia adalah somatic institusions.


3.2 Saran
       Pembahasan mengenai struktur sosial dan pranata sosial di atas sangat lah terbatas dan singkat maka dari itu, kami selaku penulis memberi saran kepada para pembaca supaya mencari referensi lain guna pembahasan yang lebih luas dan mendalam.





DAFTAR PUSTAKA


Koentjadiningrat,2009.Ilmu Antropologi, PT Rineka Cipta: Jakarta
Purwitaadjamja, 1997. Sosiologi Antropologi, PT Widya Duta: Jakarta
Suharto,1991.Tanya Jawab Sosiologi, PT Melton Putra: Jakarta
Syani,Abdul, 2002. Sosiologi, PT Bumi Aksara: Jakarta
Wijayanti,Diamitka dan Widya Bakti Hesti Kawedhar, 2012. Detik-detik Ujian Nasional, PT Intan Pariwara: Klaten.

                                               


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Lengkap Agar disetujui Daftar Google Adsense

Sejak membuat BLOGOOBLOK, ratusan sudah postingan yang saya buat. Tidak sedikit diantaranya membahas  Google Adsense . Ini menandakan...