BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat
agung, yang memberikan suatu pencerahan kepada manusia dalam berbagai aspek
yang terkait dengan alam semesta, manusia dan kehidupannya, dzat yang ada
sebelum dan sesudah adanya kehidupan dunia. Dengan kata lain islam adalah
sebuah ideologi (tidak sekedar agama yang menjalankan ritual), namun islam
mampu menjawab setiap problematika umat manusia.
Sejak ribuan tahun lalu, konsep
manusia banyak dirumuskan dan diperbincangkan oleh para ahli mulai dari
filusuf, ilmuan dan agamawan. Hal ini memicu adanya berbagai disiplin ilmu yang
mendefinisikan konsep manusia,salah satu didalamnya adalah psikologi. Di dalam
fungsi ilmu psikologi salah satu
pengaplikasiannya terdapat yang dinamakan dengan psikoterapi.
Psikoterapi adalah pengobatan alam
pikiran, tepatnya pengobatan atau perawatan gangguan psikis melalui metode
psikologis. Tujuan dari psikoterapi ini untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran dan emosi,
sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah
psikisnya.
Dalam
islam, psikoterapi adalah sebagai proses penyembuhan, pencegahan, pemeliharaan
maupun pengembangan jiwa yang sehat dengan melalui bimbingan Al-Quran dan
As-Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari psikoterapi islam sendiri untuk
menyehatkan hidup baik jasmani maupun rohani, dan memiliki jiwa sehat dalam
perspektif yang lengkap dan komprehensif.
Psikoterapi
islam sangat menekankan pada usaha peningkatan diri, seperti membersihkan
kalbu, menguasai pengaruh dorongan primitive, meningkatkan derajat nafs,
menumbuhkan akhlakul karimah dan meningkatkan potensi untuk menjalankan amanah
sebagi hamba Allah dan Khalifah di muka bumi (Mapire 1996,dalam Subandi 2000).
Psikoterapi islam bertujuan untuk mengembalikan pribadi seseorang kepada
fitrahnya yang suci atau kembali ke jalan yang lurus.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Psikoterapi
Psikoterapy
berasal dari kata psycho yang artinya jiwa, dan therapy yaitu penyembuhan. Jadi
psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa. Psikoterapi (psychotherapy) adalah
pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan
psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan
cara memodifikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu
mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Menurut
Carl Gustav Jung psikoterapi telah melampaui asal usul medisnya dan tidak lagi
merupakan suatu metode perawatan sakit.Sekarang ini psikoterapi digunakan untuk
orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang
penderitaannya menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat Jung ini bangunan
psikoterapi selain diguakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi
preventif (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang
sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk
berkonsultasi kepada psikiater tidak hanya ketika psikis seseorang dalam
kondisi sakit.Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau
penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.
Dalam konsep islam psikoterapi diartikan sebagai proses perawatan atau
penyembuhan penyakit kejiwaan melalui tekhnik dan metode psikologi islami. M.
Hamdani Bakhran Adz-Dzaky berpendapat bahwa psikoterapi islam adalah proses
pengobatan dan penyembuhan dengan melalui bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah Nabi
Muhammad SAW, atau secara empirik adalah melalui bimbingan dan pengarahan
Allah, malaikat-malaikat-Nya, Rasul-Nya.
H. Fuad Anshory juga berpendapat psikoterapi islam adalah upaya penyembuhan
jiwa (nafs) manusia secara rohaniah yang didasarkan pada tuntutan Al-Quran dan
Hadist, dengan metode analisis esensial, empiris serta ma’rifat terhadap segala
yang tampak pada manusia. Psikoterapi islam juga dapat diartikan sebagai upaya
mengatasi beberapa problem kejiwaan yang didasarkan pada pandangan agama islam.
Psikoterapi islam bahwa keimanan dan kedekatan terhadap Allah akan menjadi
kekuatan yang sangat berarti bagi kebaikan problem kejiwaan manusia.
Psikoterapi Islam tidak semata-mata membebaskan orang-orang dari penyakit,
tetapi juga perbaikan kualitas kejiwaan seseorang.
2.
Bentuk
Psikoterapi Berwawasan Islam
Menurut Muhammad Mahmud seorang psikolog muslim ternama, membagi
psikoterapi islam dalam dua katergori. Pertama bersifat duniawi, yaitu berupa
pendekatan dan tekhnik-tekhnik pengobatan psikis setelah memahami psikopatologi
dalam kehidupan nyata. Psikoterapi duniawi merupakan hasil daya upaya manusia
berupa tekhnik-tekhnik terapi atau pengobatan kejiwaan yang didasarkan atas
kaidah-kaidah insaniyah. Kedua bersifat ukhrawi, berupa bimbingan mengenai
nilai-nilai moral, spiritual dan agama, dan kedua modal psikoterapi ini satu
sama lain saling terkait.
3.
Tekhnik-Tekhnik
Psikoterapi Islam
Tekhnik-tekhnik psikoterapi dalam
islam yang dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi baik yang bersifat
duniawi, ukhrawi maupun penyakit manusia modern adalah sebagaimana ungakapan
dari Ali bin Abi Thalib obat hati yang lima macam, dijelaskan sebagai berikut :
1.
Membaca
Al-Quran dan memahami makna dari setiap ayat
Dalam agama islam, Al-Quran
merupakan suatu terapi yang pertama dan paling utama. Hal ini dikarenakan
didalam Al-Quran terdapat rahasia mengenai bagaimana menyembuhkan penyakit jiwa
manusia. tingkat kemujarabannya tergantung kepada seberapa jauh tingkat sugesti
keimanan seseorang. Sugesti yang dimaksudkan dadapt diraih dengan mendengar,
membaca, memahami dan merenungkan, serta melaksanakan isi kandungannya.
خَساراًإلاَّالظالِمِيْنَيَزيْدُوَللْمُؤْمِنِيْنَ،وَرَحْمَةٌشفَاءٌهُوَمَاالقرآنِمِنَ وننَزِّلُ
Artinya:
“Dan
Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra’: 82)
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ada dua pendapat dalam
memahami term syifa’ dalam ayat
tersebut. Pertama, terapi bagi jiwa yang dapat menghilangkan
kebodohan dan keraguan, membuka jiwa yang tertutup, serta dapat menyembuhkan
jjwa yang sakit; kedua, terapi yang dapat menyembuhkan penyakit fisik,
baik dalam bentuk azimat maupun tangkal.Sementara Al-Thabathaba’I mengemukakan
bahwa syifa’ dalam Al-Qur’an memiliki makna “terapi ruhaniah” yang
dapat menyembuhkan penyakit batin.Al-Thabathaba’I jiga mengemukakan bahwa
Al-Quran juga dapat menyembuhkan penyakit jasmani, baik melalui bacaan atau
tulisan.
2.
Sholat Malam
(Qiyamul Lail)
Melukan sholat malam (Qiyamul Lail) memiliki keampuhan yang sangan
berkaitan dengan sholat wajib, sebab kedudukan terapi shalat sunnah hanya
menjadi suplemen bagi terapi sholat wajib. Adapun hikmah dari pelaksanaan
sholat malam (shalat tahajud) adalah sebagai berikut :
a.
Mendapatkan
kedudukan terpuji dihadapan Allah (Qs. Al-Israa : 79)
b.
Memiliki
kepribadian orang-orang shalih yang dekat dengan Allah SWT, terhapus dosanya
dan terhindar dari perbuatan munkar.
c.
Jiwanya selalu
hidup sehingga mudah mendapatkan ilmu dan ketentraman dan dijadikan kenikmatan
syurga.
d.
Doanya makbul,
mendapat ampunan Allah SWT dan dilapngkan rizkinya.
e.
Ungkapan rasa
syuku kepada Allah SWT.
3.
Berkumpul
dengan orang-orang shalih
Orang shalih adalah orang yang mampu
mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan potensi dirinya
semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan. Jika seseorang dapat
bergaul dengan orang shalih maka nasihat-nasihat dari orang sholeh tersebut
akan dapat memberikan terapi atau penyakit mental seseorang. Dalam terminology
tasawuf hal ini tergambar pada seseorang guru sufi atau mursyid yang memiliki
ketajaman batin terhadap kondisi penyakit muridnya.
4.
Berpuasa
Puasa disini adalah menahan diri
dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitrah manusia. Al-Ghazali
mengemukakan bahwa hikmah berpuasa (menahan rasa lapar) adalah sebagai berikut:
a.
Menjerbihkan
kalbu dan mempertajam pandangan akal
b.
Melembutkan
kalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin
c.
Menjauhkan
perilaku yang hina dan sombong, yang perilaku ini sering mengakibatkan kelupaan
d.
Mengingatkan
jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah, sehingga sangat hati-hati didalam
memilah makanan
e.
Memperlemah
syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk
f.
Mengurangi
tidur untuk diisi dengan berbagai aktivitas ibadah
g.
Mempermudah
untuk selalu tekun beribadah
h.
Menyehatkan
badan dan jiwa
i.
Menumbuhkan
kepedulian sosial
j.
Menumbuhkan
rasa empati
5.
Berdzikir
(mengingat Allah SWT)
Dalam arti sempit dzikir berarti menyebutkan asma-asma agung dalam
berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti yang luas, dzikir mencakup pengertian
mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT yang telah diberikan
kepada kita, sambil mentaati segala perintahnya dan menjauhi larangannya.
Dzikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang untuk mengingat, menyebut dan
mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Dzikir juga mampu
mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah
Allah SWT semata, sehingga dzikir mampu memberi sugesti penyembuhan. Melakukan
dzikir sama nilainya dengan terapi relaksasi. Dua makna yang terkandung dalam lafal zikir menurut
At-Thabathabai:
a. Kegiatan psikologis yang
memungkinkan seseorang memelihara makna sesuatu yang diyakini berdasarkan
pengetahuannya atau ia berusaha hadir padanya (istikdhar)
b. Hadirnya sesuatu pada hati dan
ucapan seseorang.
(Qs. Ar-Ra’d:28)
Daftar pustaka
M. Hamdani Bakran Adz-Djaky, konseling dan psikoterapi islam
(penerapan metode sufistik), (fajar pustaka baru, Yogyakarta 2002). Fuad
Anshori, aplikasi psikologi islam, (fakultas psikologi, Yogyakarta 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar