Selasa, 11 November 2014

Makhluk Manusia dan Kebudayaan



MAKHLUK MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosioantropologi
Dosen  :
Drs. Dadang Syahroni, M.Pd.


Disusun Oleh  :
Dedi Mulyana (1136000028)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Makhluk Manusia dan Kebudayaan”. Salawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,  keluarga, sahabatnya dan sampailah kepada kita selaku umat-Nya
Makalah ini berisikan tentang aneka ragam manusia, adat istiadat, evolusi ciri-ciri biologi, tiga wujud kebudayaan, organisasi manusia, unsur-unsur kebudayaan, integrasi kebudayaan dan kebudayan perspektif antropologi.
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaaan makalah kami selanjutnya. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.






Bandung, 23 Desember 2013

Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................... 2
BAB II MAKHLUK MANUSIA DAN KEBUDAYAAN.............................................. 3
A. Pengertian Makhluk, Manusia dan Kebudayaan....................................................... 3
B. Kebudayaan Perspektif Antropologi, Integrasi Kebudayaan dan Adat Istiadat ...... 3
C. Unsur Kebudayaan dan Tiga wujud Kebudayaan..................................................... 6
D. Evolusi Ciri-Ciri Biologi, Organisma Manusia dan Aneka Warna Manusia.............. 9
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 16
A.  Kesimpulan ............................................................................................................... 16
B.   Saran ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan satu jenis makhluk diantara lebih dari sejuta jenis makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Dalam jangka waktu beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk dengan organisme yang makin lama kompleks yang disebut dengan proses evolusi.
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan karena kebudayaan merupakan satu aspek dari proses evolusi manusia, tetapi yang kemudian menyebabkan bahwa ia dapat lepas dari alam kehidupan makhluk yang lain. Kebudayaan berwujud dari gagasan dan tingkah laku manusia yang keluar dari otak dan tubuhnya, maka kebudayaan itu tetap berakar dalam sistem organik manusia.
Karena organisme manusia semakin lama semakin kompleks dan sangat erat kaitannya dengan kebudayaan maka dalam makalah ini kami membahas materi-materi yang berhubungan dengan Makhluk Manusia dan Kebudayaan serta kaitannya satu sama lain.

B.     Rumusan Masalah
Maka kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.         Apa yang dimaksud dengan makhluk, manusia dan kebudayaan?
2.         Apa yang dimaksud dengan kebudayaan perspektif antropologi, integrasi kebudayaan dan adat istiadat?
3.         Apa saja yang termasuk ke dalam unsur kebudayaan dan tiga wujud kebudayaan?
4.         Bagaimana evolusi ciri-ciri biologi, organisma manusia dan aneka warna manusia?

C.    Tujuan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.         Pengertian makhluk, manusia dan kebudayaan;
2.         Untuk mengetahui kebuayaan perspekif antropologi, integrasi kebudayaan dan adat istiadat;
3.         Yang termasuk ke dalam unsur kebudayaan dan tiga wujud kebudayaan;
4.         Evolusi ciri-ciri biologi, organisma manusia dan aneka warna manusia;






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian makhluk, manusia dan kebudayaan
Makhluk adalah sesuatu yang dijadikan atau yang diciptakan oleh Tuhan (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan).
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Kebudayaan atau Culture berasal dari bahasa latin “Colore” yang artinya pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian.[1] Sedangkan Kebudayaan, akar katanya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddayah dari budhi atau akal. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Kebudayaan Perspektif Antropologi, Integrasi Kebudayaan dan Adat        Istiadat

1.      Kebudayaan Perspektif Antropologi
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.[2] Hampir seluruh tindakan manusia merupakan kebudayaaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, refleks, tindakan akibat proses fisiologi atau kelakuan membabi buta.
      Beberapa ahli antropologi diantaranya adalah C. Wissler, C. Kluckhohn, A. Davis dan A. Hoebel mendefinisikan kebudayaan dan tindakan kebudayaan sebagai tindakan yang harus di biasakan oleh manusia dengan belajar (learned behavior).
      Menurut Raymond Willliams, pengamat dan kritikus kebudayaan, kata “kebudayaan” (culture) merupakan salah satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaanya dalam bahasa inggris, sebab kata ini sering digunakan untuk mengacu pada sejumlah konsep penting dalam beberapa disiplin ilmu yang berbeda-beda. Pada awalnya, “culture” dekat pengertiannya dengan kata ”kultivasi” (cultivation), yaitu pemeliharaan ternak, hasil bumi dan upacara-upacara religius.[3]
      Seorang ahli antropologi Ralph Linton menjelaskan bagaimana definisi kebudayaan. Menurutnya kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang meskipun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan.[4] Jadi, kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
      Disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban (civilization)yaitu suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Integrasi Kebudayaan
a. Metode Holistik
Seorang sarjana antropologi tidak hanya bertugas menganalisis kebudayaan dengan mengetahui berbagai cara untuk memerincinya ke dalam unsur – unsur yang kecil, dan mempelajari unsur – unsur kecil itu secara detail, tetapi ia juga bertugas untuk dapat memahami kaitan antara tiap unsur kecil itu, dan ia harus juga mampu melihat kaitan antara setiap unsur kecil itu dengan keseluruhannya. Dengan perkataan lain, ia harus paham akan masalah integrasi dari unsur – unsur kebudayaan. Para ahli antropologi biasanya memakai istilah ‘’holistik‘’  untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.

b. Pikiran Kolektif
Sudah sejak akhir abad ke-19 ada seorang ahli sosiologi dan antropologi Prancis, bernama E. Durkheim, yang mengembangkan konsep representations collectives (pikiran-pikiran kolektif) dalam sebuah karangan berjudul Representations Individuelles et Representations Collectives (1898). E. Durkheim juga beranggapan bahwa aktivitas-aktivitas dan proses-proses rohaniah yang primer tadi melalui proses sekunder, menjadi bayangan-bayangan dan sejumlah dari semua bayangan tentang suatu hal yang khas, menjadi gagasan. Suatu gagasan serupa itu oleh Durkheim disebut representation. Oleh karena gagasan berada dalam alam pikiran seorang individu, maka disebutnya representation individuelle.
Durkheim juga mengajukan suatu ciri yang amat penting, yaitu apabila suatu kompleks pikiran kolektif sudah terbentuk dan menjadi mantap, maka seluruh kompleks itu berada terbentuk berada di luar si individu.
Hal itu disebabkan karena keseluruhan pikiran kolektif dan gagasan-gagasan sehingga walaupun individu-individu yang mengembangkannya itu sudah meninggal, keseluruhan itu tetap dimiliki oleh generasi berikutnya. Selain diluar individu, menurut Dukrkheim representation collectives itu menjadi pedoman bagi tingkah laku atau tindakan bagi para warga masyarakat tadi.

3.   Adat Istiadat
Pengertian Adat Istiadat adalah segala aktivitas atau perilaku yang berpola dalam suatu kelompok dan diienternalisasikan oleh anggota-anggotanya sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baku.[5] Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat-istiadat, hal itu disababkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran masyarakat yang di anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagi suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kehidupan warga masyarakat. Adat  istiadat merupakn identitas suatu kelompok, dalam arti bahwa perbedaan suatu suku bangsa lainnya dapat dilihat dari adat istiadat yang mencakup :
a.    Pola bersikap
b.   Berperilaku
c.    Bahasa
d.   Pakaian
e.    Kesenian
f.    Sarana atau prasarana kehidupan dan sebagainya

Dalam hubungan dengan diferensiasi, adat istiadat merupakan salah satu unsur pembeda terutama pada masyarakat heterogen.

C.  Unsur Kebudayaan dan Tiga wujud Kebudayaan
1.   Unsur – unsur kebudayaan
              Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur unsur besar maupun unsur-unur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebetulan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat di jumpai unsur besar seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat, di samping adanya unsur-unsur kecil seperti seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain – lainnya yang dijual dipinggir jalan.
              Melvie J. herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
a. Alat – alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
              Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur – unsur pokok kebudayaan, antara lain:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
b. Organisasi ekonomi,
c. Alat – alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa    keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
d. Organisasi kekuatan.
Masing – masing unsur tersebut, beberapa macam unsur – unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan kedalam unsur – unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universal. Istilah ini menunjukan bahwa unsur – unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di mana pun di dunia ini.
              Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals,[6] yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b. Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
8. Religi
              Cultural universals tersebut di atas dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur – unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan – kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan – kegiatan kebudayaan menjadi unsur – unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex.

2.    Tiga Wujud Kebudayaan
Dalam buku pelajaran antropologi karangan J.J. Honigmann yang berjudul The World of Man (1959: hlm. 11-12) membedakan adanya tiga “gejala kebudayaan” yaitu:
a.    Ideas, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Ide dan gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat itu. Para ahli antropologi dan sosiologi menyebut sistem ini sebagai sistem budaya atau cultural system sedangkan dalam bahasa indonesia istilah untuk menyebut wujud ideal dari kebudayaan ini, yaitu adat atau adat istiadat.
b. Activities, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, dan berhubungan satu sama lain dari waktu ke waktu menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sistem sosial ini bersifat konkret karena terjadi disekitar kita, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan.

c. Artifacts, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Berupa seluruh hasil fisik, aktivitas, peerbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. Wujud ketiga ini bersifat paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Contohnya bangunan hasil seni arsitek seperti candi, kain batik dan sebagainya.
            Ketiga wujud kebudayaan tersebut dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak dapat terpisah satu sama lain dan saling berkaitan. Kebudayaan mengatur dan memberikan arah kepada manusia melalui pikiran-pikiran, ide-ide, serta tindakan manusia sehingga menghasilkan suatu karya benda-benda kebudayaan fisiknya.[7]

D.  Evolusi Ciri-Ciri Biologi, Organisma Manusia dan Aneka Warna Manusia.

1.      Evolusi Ciri-Ciri Biologi
Para ahli menjelaskan bahwa ciri-ciri biologi berada didalam “gen”, dari setiap organisme baik bersel satu maupun organisme makhluk kera dan manusia yang trediri dari beberapa triliun sel.[8]  Setiap sel mampunyai inti yang sama. Setiap inti sel manusia misalnya, terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berbentuk spiral yang menurut para ahli biologi disebut kromosom. Para ahli biologi belum lama berselang mengembangkan alat untuk mengobservasi dan meneliti gen manusia yaitu mikrosop elektron.
Seorang pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel berpendapat bahwa ciri-ciri tubuh tidak diturunkan melalui darah, tetapi melalui saluran lain. Atau dalam kata lain bahwa ciri-ciri yang lahir (fenotipe) tidak sama dengan susunan ciri-ciri pada  gen-gennya (genotipe).[9]
Suatu ciri yang berasal dari suatu nenek moyang tertentu tidak dapat “bercampur”. Ciri-ciri yang ada selalu tetap tersimpan didalam gen yang diturunkan dan disebarkan kepada generasi berikutnya, hanya saja karena kekuatan dari gen lain yang dominan akan menyebabkan ciri tersebut tidak tampak atau muncul. Dan dalam kenyataan kita lihat bahwa dalam proses perkembangbiakan selalu mulai menunjukan perbedaan ciri-ciri.
Dari analisis yang dilakukan oleh para ahli, muncul bentuk makhluk baru akibat percabangan dari bentuk makhluk hidup sebelumnya. Percabangan ini secara khusus menampilkan bentuk dari organisme sebelumnya, tumbuh dan berkembang biak sampai pada beberapa generasi sesudahnya. Bahkan tidak jarang muncul makhluk baru yang secara fisik berbeda dari makhluk lainnya. Percabangan ini terjadi karena beberapa proses evolusi yang menurut para ahli biologi dapat dibagi kedalam tiga golongan,[10] yaitu:
a.       Proses Mutasi
Proses mutasi adalah proses yang berasal dari dalam tubuh organisme. Suatu kondisi penerusan keturunan yang telah berabad-abad lamanya, dalam penerusan keturunannya terbentuk penyimpangan genetis dalam zygote-nya. Akibatnya, individu yang lahir muncul dengan ciri tubuh yang berbeda dengan induknya.
b.      Proses Seleksi dan Adaptasi
Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari alam sekitar. Dasar-dasar proses ini telah sejak lama di uraikan oleh Charles Darwin. Dari waktu ke waktu individu yang tidak bertahan akan semakin berkurang jumlahnya, bahkan ada yang cenderung akan punah. Makhluk yang dapat bertahan hidup dialah yang mampu melahirkan keturunan dan memperkembangkan jenisnya. Akibatnya, individu generasi berikutnya bertahan dengan ciri spesies yang baru.
c.       Proses Menghilangnya Gen Secara Kebetulan (random genetic drift)
Proses menghilangnya gen secara kebetulan juga dikenal dengan proses penyimpangan genetis. Proses ini terjadi pada suatu makhluk dan memang benar-benar secara kebetulan belaka. Peristiwa ini sering muncul dalam rangka sejarah politik migrasi suatu bangsa. Misalnya berkumpulnya orang-orang berambut lurus, tetapi pembawa sifat rambut keriting. Dalam perkembangan selanjutnya akibat sebagian anggota masyarakatnya tercerai berai, tidak ada kelompok berambut keriting. Akhirnya penerus keturunan hanya kelompok manusia berambut lurus. Dalam beberapa generasi sifat rambut keriting akan musnah dan akan muncul rambut lurus tanpa pembawa sifat rambut keriting.
2.      Organisma Manusia
Manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang yang berkelompok lain.[11] Namun walaupun demikian manusia mempunyai otak yang telah berevolusi paling jauh jika dibandingkan dengan makhluk lain. Kemampuan otaknya yang kita sebut akal budi telah menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu dan menyambung keterbatasan kemampuan organnya itu. keseluruhan dari sistem itu adalah:
a.   Sistem Perlambangan Vokal/Bahasa
Bahasa menyebabkan manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitarnya dengan mengalami secara konkret peristiwa yang berkaitan dengan keadaan itu, tetapi juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut. Dengan demikian bahasa manusia dapat mengabstraksikan dan menyimpan tiap pengetahuan baru kedalam lambang vokal atau kata-kata baru, yang makin lama samakin banyak jumlahnya.
b.   Sistem   Pengetahuan
Manusia sering belajar dari generasi-generasi sebelumnya mengenai segala pengetahuan yang telah dimiliki melalui uraian bahasa dan menambahnya lagi dengan pengalaman-pengalaman baru mereka sendiri. Pengalaman yang kian bertambah banyak kemudian disimpan dan diatur oleh akal menjadi suatu sistem pengetahuan, untuk diteruskan lagi kepada generasi berikutnya, dan begitu seterusnya.
c.    Organisasi Sosial
Karena pengetahuan manusia yang menjadi sedemikian banyaknya, berakibat satu individu tidak mampu lagi menguasainya sehingga pengetahuan itu harus dibagi-bagi diantara individu lain dalam kelompoknya, sehingga terjadi sistem pembagian keahlian yang menjadi benih bagi sistem diferensiasi atau sistem pembagian kerja.
d.   Sistem Peralatan Hidup Dan Teknologi
Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan kapasitas otak manusia yang unggul tadi, menyebabkan manusia dapat mengembangkan sistem pengetahuan yang menjadi dasar
kemampuannya untuk membuat bermacam-macam alat hidup seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transportasi dan sebagainya serta sumber-sumbeer energi yang lain.
e.    Sistem Mata Pencarian Hidup
Kelompok manusia sejak dahulu kala telah mamiliki sistem dalam hal mata pencarian hidupnya, yaitu sistem ekonomi. Dengan adanya pengaturan antara individu-individu (pembagian kerja) dan adanya peralatan hidup, maka cara manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakukan dengan sistem-sistem tertentu dimana terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap atau teknik memproduksi pangan dan peralatan hidupnya.
f.    Sistem Religi
Kemampaun otak manusia untuk membentuk gagasan-gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, manusia juga mempunyai kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi kepadanya, baik yang bahagia dan menyenangkan, maupun yang sengsara dan menakutkan. Rasa takut yang terbesar adalah tibanya maut. Kesadaran akan tibanya maut inilah yang merupakan sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi.

g.   Kesenian/Kebudayaan Manusia
Manusia mempunyai hasrat alamiah untuk keindahan. Akal manusia mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif sehingga menjadi suatu unsur khas dalam hidupnya yaitu, kesenian. Manusia harus mempelajari kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya, hingga mati, semuanya dengan jerih payah. Dengan kebudayaan manusia juga dapat menjadi makhluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas dibumi.

3.      Aneka Warna Manusia
Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai aneka warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah faham itu mengacaukan ciri-ciri ras (yang sebenarnya harus dikhususkan kepada ciri-ciri jasmani semata), dengan ciri-ciri rohani : dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi-rendah rohani daripada ras itu. Contoh-contoh tersebut adalah :
a.    Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat, maju, luhur daripada  ras-ras lainnya.
b.   Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang terunggul dan termurni adalah ras Arya.
c.    Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya.
Metode-metode untuk mengklaskan aneka Ras Manusia. Mengklasifikasikan aneka warna ras manusia merupakan pusat perhatian bagi ilmu antropologi fisik, terutama memperhatikan ciri-ciri lahir, atau ciri-ciri morfologi, pada tubuh individu-individu.[12] Ciri-ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri-ciri fenotip, terdiri dari dua golongan, yaitu :
a.   Ciri-ciri kualitatif (seperti warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya ).
b. Ciri-ciri kuantitatif (seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebagainya).
Metode ini disebut metode antropometri metode yang hanya berdasarkan morfologi. Seiring berkembangnya zaman, metode ini sudah jarang dipergunakan, para ahli beralih kepada metode filogenetik yang menekankan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan, hubungan-hubungannya serta percabangannya.
Untuk membangun suatu klasifikasi yang serupa itu faktor terpenting adalah ciri-ciri genotipe yang terdapat pada individu-individu, contohnya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan darah.[13] Salah satu klasifikasi dari aneka ras-ras manusia.
a.    Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya.
b.   Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi dalam sistemnya.
c.    Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri-ciri terpenting dalam sistemnya.
d.    Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur-unsur Filogenetik
e.   Menurut A.L Kroeber, Yaitu :
1). Australoid yaitu Penduduk asli Australia
2). Mongoloid
a).   Asiatic Mongoloid (Utara, Tengah, Timur)
b).  Malayan Mongoloid (Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina  dan Taiwan)
c).  American Mongoloid (Amerika Utara, Selatan, Orang  Eskimo)
3). Cauca
a). Nordic ( Eropa Utara )
b). Alpine ( Tengah dan Timur )
c). Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran )
4). Negroid
a). Afican Negroid ( Benua Afrika )
b). Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina )
c). Melanesian ( Irian, Melanesia )
5). Ras – Ras khusus        
a). Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel )
b). Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel )
c). Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia )
d). Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1.      Makhluk merupakan sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan baik itu manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya yang ada di alam ini.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang selalu berinteraksi dengan makhluk lainnya (makhluk sosial).
Kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.      Kebudayaan perspektif antropologi adalah seluruh sistem gagasan, tindakan atau perilaku dan karya manusia dalam masyarakat yang diperoleh dan menjadi milik manusia dengan cara belajar.
Integrasi kebudayaan ada dua macam, yaitu Metode Holistik dan Fikiran Kolektif.
Adat istiadat merupakan segala aktivitas atau perilaku dalam suatu kelompok yang sering dilakukan oleh anggota-anggotanya sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baku.
3.      Ada tujuh unsur kebudayaan yang di anggap sebagai cultural universals, yaitu : peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sistem-sistem hidup ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi.
Tiga wujud kebudayaan diantaranya adalah ideas (ide/gagasan), activities (aktivvitas/tindakan) dan artifacts (benda-benda).
4.      Evolusi ciri-ciri biologi melewati tiga proses, yaitu mutasi, seleksi alamiah dan adaptasi, serta menghilangkan gen secara kebetulan.
Salah satu organisma manusia adalah otak yang menyebabkan berkembangnya sistem-sistem sebagai berikut : sistem perlambangan vokal/bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian hidup, religi dan kesenian/kebudayaan manusia.
Beragam ciri fisik manusia timbul karena manusia hidup di berbagai macam lingkungan alam yang berbeda-beda .










































DAFTAR PUSTAKA

Ihromi, T.O. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Koentjaraningrat. 2009. Pengntar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Nurjanah, Enung. 2011. Smart Plus Sosiologi. Bandung: Nata Rahayu Publishing
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
Sutrisno, Mudji. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS
http://splashurl.com/l6tdjbn
http://splashurl.com/kq5nbv6


[1] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, ( Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2009 ) hal 146
[2]Koentjaraningrat, op.cit., hal 144
[3]Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan ( Yogyakarta : KANISIUS ) hal 3
[4]T.O. Ihromi, Pokok-Pokok Antropologi Budaya, ( Jakarta : Yayasan Obor Indonesia ) hal 18
[5]Enung Nurjanah, Smart Plus Sosiologi ( Bandung : Nata Rahayu Publishing ) hal 7
[6]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA ) hal 154
[7]Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi ( Jakarta : PT RINEKA CIPTA ) hal 152
[8];Ibid., hal 51
[9]‘Ibid., hal 53
[10]Koentjaraningrat, op.cit., hal 55
[11]Koentjaraningrat, op.cit., hal 78
[12]Keontjaraningrat, op.cit., hal 75
[13]Koentjaraningrat, op.cit., hal 76

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Lengkap Agar disetujui Daftar Google Adsense

Sejak membuat BLOGOOBLOK, ratusan sudah postingan yang saya buat. Tidak sedikit diantaranya membahas  Google Adsense . Ini menandakan...