Selasa, 11 November 2014

teori aktualisasi diri abraham maslow



BAB I
PENDAHULUAN

Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal dengan aktualisali diri, diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi, sebelumnya ada kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan dan baru naik ke aktualisasi diri.
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta dan keberadaan, begitu seterusnya sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan akan penghargaan tidak begerak ke kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat beberapa karakterlistik tentang orang yang sudah mencapai aktualisasi diri dan berbagai hambatan untuk mencapai aktualisasi diri.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    BIOGRAFI SINGKAT ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow dilahirkan dan dibesarkan di Brooklyn, New York, 1 April 1908. Anak sulung dari tujuh bersaudara. Orang tuanya imigran Yahudi dari Rusia yang tidak berpendidikan tinggi. Latar belakang ini membuat orang tua Maslow memaksa anak-anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi. Maslow merasa bahwa masa kanak-kanak kurang bahagia dan kesepian, memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya dan merasa menderita dengan perlakuan orang tuanya.  Ayahnya sering kali bersikap dingin, tidak akrab, dan sering tidak ada di rumah dalam waktu yang lama. Ibunya adalah orang yang sangat mempercayai takhayul, sering menghukum Maslow hanya karena kesalahan kecil. Pernah pada suatu hari, Maslow membawa dua ekor anak kucing yang tersesat, ibunya kemudian membunuh dua kucing tersebut dan menampar Maslow kecil, serta membenturkan kepalanya ke tembok. Perlakuan yang buruk dari ibunya ini memberikan dampak serius bagi dirinya, tidak hanya terhadap kehidupan emosionalnya, tetapi juga terhadap pekerjaanya dalam bidang Psikologi.
Dalam sebuah tulisannya, Maslow mengemukakan keyakinan yang penuh terhadap filosofi hidupnya bahwa semua penelitian dan teori yang dirumuskannya berakar pada kebencian untuk melawan segala sesuatu yang dilakukan ibunya. Sejak kecil, Maslow merasa berbeda dengan orang lain, dia merasa malu dengan kondisi fisiknya, karena memiliki badan yang kurus dan hidung yang besar. Pada usia remaja, ia memiliki perasaan rendah diri yang mendalam. Karenanya, ia mengompensasinya dengan berusaha keras mendapatkan pengakuan dalam bidang atletik, namun tidak berhasil dan dia pun mengalihkannya ke bidang akademik.
Di sekolah, Maslow diperlakukan seperti orang negro, Maslow pernah berkata, “Aku adalah anak laki-laki Yahudi kecil di lingkungan non-Yahudi dan sedikit mirip negro yang mendaftarkan diri ke sekolah orang kulit putih”. Dia merasa terisolasi dan tidak bahagia, dibesarkan diperpustakaan dan diantara buku-buku, dan tanpa teman. Pendidikan formalnya dimulai di City College of New York (CCNY) dalam bidang hukum. Pilihan ini sebenarnya dilakukan hanya untuk menyenangkan ayahnya. Baru kuliah selama tiga semester, ia pindah ke Cornell, tapi kemudian kembali ke CCNY. Dalam perkembangannya, Maslow lebih tertarik untuk belajar Psikologi, dan belajar di Univercity of Wisconsin. Di sini ia meraih gelar sarjana pada tahun 1930 dan meraih gelar doctor pada tahun 1934 dalam bidang Psikologi. Maslow menikah dengan Bertha Goodman pada usia 20 tahunan. Bertha adalah pacarnya sejak masih sekolah menengah dan masih merupakan saudara sepupu. Dari perkawinannya, mereka di karuniai dua anak perempuan.
Di Universitas Wisconsin, dia sangat terkesan dengan Psikologi behavioristic John B. Watson. Maslow sedemikian tertarik dengan behaviorisme dan meyakini bahwa behaviorisme dapat menyelesaikan berbagai masalah. Dia menerima pelatihan Psikologi eksperimen dan bekerja sama dengan Harry Maslow untuk melakukan penelitian lanjutan di Universitas Columbia. Di sana, ia bekerja sebagai asisten Edward L. Thorndike, salah seorang tokoh behaviorisme yang terkenal. Setelah itu, menjadi ascociate professor di Brooklyn College of New York sampai tahun 1951. Ketika mengajar di sana, ia bertemu dengan Erick Fromm, Alfred Adler, Karen Horney, antropolog Ruth Benedict, dan tokoh psikologi Gestalt Max Wartheimer. Kedua orang terakhir adalah tokoh yang dikagumi Maslow, baik secara professional maupun pribadi. Keduanya dianggap sangat berhasil dalam bidangnya masing-masing. Maslow  mulai membuat cacatan tentang kehidupan dan perilaku mereka. Cacatan ini yang kemudian menjadi dasar dari penelitian seumur hidup dan pemikiran tentang kesehatan mental dan potensi manusia. Maslow menulis secara ekstensif tentang masalah konsep hierarki kebutuhan, metaneeds, aktualisasi diri, dan pengalaman puncak yang sebenarnya bersumber dari ide dari Psikolog lain, tetapi dengan penambahan yang signifikan. Maslow menjadi pemimpin aliran Psikologi humanistic yang muncul pada tahun 1950-an dan 1960-an, yang ia sebut sebagai “kekuatan ketiga”- di luar teori psikoanalisis dan behaviorisme.
Maslow menjadi professor di Universitas Brandeis tahun 1951-1969, kemudian menjadi anggota Laughlin Institute di California. Dia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika memberinya gelar Humanist of the Year.

B.     HOLISME DAN HUMANISME
Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan kedalam kelompok behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik, tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua: behaviorisme)
1.      Humanisme
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputus-asaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya.
1.      Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah ;

1.      Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.
2.      Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada. Bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3.      Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka baginya.
4.      Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak dilingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
5.      Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
2.       Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.
3.       Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik." Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisosial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.
4.       Potensi Kreatif
Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan (enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif, dan langsung, dalam memandang segala sesuatu.
5.       Menekankan Kesehatan Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manuasia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi atau penyimpangan dari hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami. Karena itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif karena didasarkan pada tingkah laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi "lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan potensi secara utuh, memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya. Objek penelitiannya adalah orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang kreativitas dan aktualisasi dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor Roosevelt, Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.

C.    PANDANGAN MASLOW TENTANG MOTIVASI
Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan bebarapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama, Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi. Yaitu, keseluruhan dari seseorang. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal, yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat dari beberapa motivasi yang terpisah.
Asumsi ketiga adalah bahwa orang-orang termotivasi oleh kebutuhan kebutuhan. Jika satu kebutuhan terpenuhi maka berkurang untuk termotivasi dan digantikan oleh kebutuhan lain. Asumsi lainnya yaitu bahwa semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama. Asumsi terkhir adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk melalui hierarki, maslow mengungkapkan bahwa sebelum memenuhi kebutuhan yang tinggi harus memenuhi kebutuhan yang rendah terlebih dahulu sebeblum kebutuhan ynag tinggi menjadi termotivasi. Lima kebutuhan ini ialah kebutuhan konatif yang memiliki karakter yang mendorong atau memotivasi.
1.      Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang paling mendasar termasuk didalamnya adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Maslow (1970) menyatakan “adalah hal ynag cukup benar apabila manusia hidup dengan sepotong roti saja, yaitu ketika tidak ada roti’. Jika kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi orang akan melakuan apa saja untuk mendapatkan makanan. Kebutuhan ini sangat berbeda dengan kebutuhan lain, kebutuhan ini harus selalu terpenuhi dan akan terus berulang-ulang.
2.      Kebutuhan Akan Keamanan
Meraka membutuhkan keamanan fisik, stabilitas, perlindungan dan kebebasan dari kekuatan kekuatan yang mengancam. Mereka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut jika tidak mereka akan mengalami kecemasan dasar.
3.      Kebutuhan Akan Cinta dan Keberadaan
Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, orang akan termotivasi ntuk memenuhi kebutuhan cinta dan ingin diakui keberadaannya. Orang ingin, berteman, berada dalam suatu keluarga, sebuah perkumpulan, lingkunag masyarakat atau bahkan Negara. Cinta dan keberadaan juga menyangkut aspek akan berhubungan antara lawan jenis dimana ingin saling memberi cinta.
Orang yang sejak kecil terbiasa akan cinta dan keberadaan mereka tidak akan hancur ketika cintanya ditolak karena mereka yakin banyak cinta yang lain, yang mereka anggap penting dan dapat menerimanya. Berbeda dengan kelompok kedua dimana meraka tidak pernah merasakan cinta dan keberadaan, mereka tidak mampu memberikan cinta, Masloe yakin orang-orang seperti ini akan terbiasa tanpa kehadiran cinta. Kelompok ketiga yaitu orang yang hanya memdapatkan cinta dan keberadaan hanya sedikit dan mereka kan termotivasi untuk mencari cinta. Ia sangat membutuhkan akan kasih saying.
4.      Kebutuhan Akan penghargaan
Mereka bebas untuk mengejar kebutuhan dan penghargaan, yang meliputi kepercayaan diri, penghormatan diri, kemampuan dan pengetahuan orang lain hargai tinggi. Harga diri didasari oleh kemampuan nyata buak didasari oleh orang lain.
5.      Aktualisasi Diri
Ini adalah level yang tertinggi, akan tetapi setelah kebutuhan akan perhargaan mereka terpenuhi jarang yang mencapai pada aktualisasi diri, kerana hanya orang yang mempunyai niali-nilai keindahan, kejujuran dan keadilan yang bisa mencapai pada level ini. Orang yang telah mencapai pada aktualisasi diri meraka dapat mempertahankan harga diri meraka ketika diremehkan dan ditolak oleh orang lain.

D.    MENCAPAI AKTUALISASI DIRI
Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat di pandang sebagai tujuan final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep tujuan hidup motivator ini mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari adler, ataupun realisasi dari horney.  Menurut Maslow, tujuan aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari jalur alami. Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan menimbulkan psikopatologi. Dalam pandangan ini,apa yang baik adalah semua yang mendekat ke aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu psikoterapi adalah usia mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan perkembangan sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.
1.      Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut menyadari kelemahan dirinya sendiri. Maslow mengemukakan dua jalur untuk mencapai aktualisasi diri, yang pertama yaitu jalur belajar  (mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis), dan yang kedua Jalur pengalaman puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan dilakukan agar orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur belajar-pengembangan diri, sebagai berikut:
1.      Alami sesuatu dengan utuh, gambling, dan tanpa pamrih.
2.      Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan (jauh dari rasa sakit dan kebutuhan bertahan) dengan resiko (demi kemajuan dan pengembangan).
2.      Biarkan self  tegak.
3.      Apabila ragu, jujurlah.
4.      dengar dengan seleramu sendiri,bersiaplah untuk tidak popular.
5.      Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu kerjakan, apakah itu latihan jaru diatas tuas piano, mengingat setiap tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimana memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra.
6.      Buatlah pengalaman puncak (peak experience) seperti terjadi, buang ilusi, dan pandangan salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial.
7.      Temukan siapa dirimu ,apa pekerjaanmu,apa yang kamu senangi dan apa yang tidak kamu senangi ,apa yang baik dan buruk bagimu,kemana kamu pergi, apa misimu.
2.       Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman mistik mengenai perasaan  dan sensasi yang mendalam, psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa ,seperti pengalaman keilahian yang mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendesi. Maslow menerima gambaran penga  laman puncak yang disusun oleh William james, sebagai berikut:

1.      Tak terlukiskan (ineffability) : subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, yang dapat di jelaskan kepada orang lain.  
2.      Kualits kebenaran  intelektual (neotic quality) : pengalaman puncak adalah pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
3.      Waktunya pendek (transiency) : keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam ( jarang sekali ada yang berlangsung lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari.
4.      Pasif (passivity) : orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya tergusur (abeyance), dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat besar.

Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja, khususnya mereka yang sudah mencapai aktualisasi diri akan mengalaminya secara teratur berkali-kali.  Pengaruh pengalaman puncak berjangka lama-tidak mudah hilang(lasting).
Aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat orang lebih religius,mistikal,sholeh,dan indah (poetical) dibandingkan dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan). Namun secara umum orang mencapai aktualisasi diri mempunyai karakterlistik, diantaranya:
1.      persepsi yang lebih efisien dalam kenyataan, Dengan sifat ini menurut Maslow orang yang telah mengaktualisasikan diri mereka lebih mudah bisa menemukan kebahagiaan sebab pandangan mereka tidak dicampuri oleh keinginan-keinginan atau harapan-harapan sehingga mereka bisa cermat dan efsien. Kemampuan seperti ini meliputi pengamatan pada bidang seni, musik, ilmu pengetahuan, politik, filsafat dan bidang kehidupan lainnya mereka mampu meramalkan kejadiankejadian yang akan datang dengan tepat. Mereka juga tidak dipengaruhi oleh kecenmasan-kecemasan, prasangka-prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru. (Hall: 1993, 111).
2.      penerimaan akan diri, orang lain dan hal-hal alamiah.
3.      spontanitas, kesederhanaan dan kealamian, Tingkah laku orang-orang yang mengaktualisasikan diri adalah spontan, sederhana dan tidak dibuat-buat serta tidak terikat. Spontanitas, kesederhanaan, dan sangat wajar itu terjadi sebab tindakan mereka dalam mengaktualisasikan dirinya memiliki kode etik yang relatif otonom dan individual. Meski demikian, mereka juga berusaha mengikuti upacaraupacara adat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat selama tidak mengganggu tugas-tugas penting mereka. Selain itu mereka juga mengikuti aturan-aturan yang ada yang menurut mereka dengan aturan itu mereka merasa terlindungi. (Koeswara: 1991, 140).
4.      berpusat pada masalah, Orang yang mengaktualisasikan diri mereka berorientasi pada masalah-masalah yang melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka. Dedikasi terhadap tugas-tugas atau pekerjaan merupakan bagian dari misi hidup mereka. Mereka hidup untuk bekerja dan bukan bekerja untuk hidup. Pekerjaan mereka bersifat alami secara subjektif dan bersifat non personal. (Koeswara: 1991, 141).
5.      kebutuhan akan privasi, Kebutuhan privasi orang-orang yang teraktualisasikan dirinya melebihi kebutuhan privasi orang biasa (kebanyakan orang) dalam pergaulan sosial mereka dianggap memisahkan diri, hati-hati, sombong dan dingin. Hal ini disebabkan mereka tidak membutuhkan orang lain dalam pergaulan biasa, sehingga mereka sepenuhnya percaya pada potensi-potensi yang mereka miliki. Selain itu, orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mereka mempunyai kemampuan konsentrasi yang kuat dari kebanyakan orang (Koeswara: 1991, 139).
6.      kemandirian, Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menjadikan mereka memiliki kadar arah yang tinggi. Mereka memandang diri mereka sebagai agen yang merdeka, aktif, bertanggung jawab, dan agen yang mendisiplinkan diri dalam menentukan nasibnya sendiri. Mereka cenderung menghindarkan diri dari penghormatan status, prestice, dan popularitas. Kepuasan yang berasal dari luar diri itu mereka anggap kurang penting ketimbang pertumbuhan diri.
7.      penghargaan yang selalu baru, Maslow (1970) menulis bahwa “orang-orang yang mengaktualisasikan diri mempunyai kapasitas yang luar biasa untuk menghargai hal-hal baik dari kehidupan, lagi dan lagi, secar baru dan polos, dengan kekaguman, kesenangan, kterkejutan, dan bahkan kebahagiaan yang berlebih”.
8.      pengalaman puncak, Menurut Maslow, orang yang mengalami aktualisasi diri pada umumnya mengalami apa yang disebut sebagai pengalaman puncak atau pengalaman mistis. Menurut Maslow pengalaman puncak tidak perlu berupa pengalaman keagamaan atau spiritual, sebab hal itu bisa saja dialami melalui buku-buku, musik dan kegiatan-kegiatan aktual. Orang-orang yang mengalaminya merasakan diriya selaras dengan dunia, lupa akan dirinya dan bahkan melampauinya, juga merasakan silih berganti rasa kuat dan rasa lemah dari sebelumnya
9.      gemeinschaftsgefuhl (ketertarikan sosial), Menurut Maslow, orang-orang yang mangaktualisasikan dirinya mereka selalu simpatik pada orang lain walaupun bagaimana bodohnya seseorang itu. Walaupun orang-orang yang mengaktualisasikan diri kadang merasa terganggu, sedih, marah oleh kecacatan sesamanya. Maslow mencontohkan hal ini seperti hubungan saudara; meski saudaranya lemah, bodoh atau jahat mereka memiliki hasrat yang tulus untuk membantu memperbaiki sesamanya.
10.  hubungan interpersonal yang kuat, Menurut Maslow, orang-orang yang mengaktualisasikan diri cenderung memiliki hubungan interpersonal yang kuat dibanding kebanyakan orang. Mereka cenderung membangun hubungan yang dekat dengan orang-orang yang memiliki kesamaan karakter, kesanggupan dan bakat yang biasanya dianggap persahabatan yang relatif kecil. (Iman: 1994, 96). Maslow menyatakan, subyeknya tabu untuk minta dikagumi, mencari pengikat, pengabdi, dan bila dipaksa masuk dalam pergaulan yang menyulitkan, mereka tetap tenang dan berusaha menghindari sebisanya. Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki diskriminasi sosial. Hal ini terbukti ketika mereka bisa menjadi kasar apabila berhadapan dengan orangorang sombong dan munafik
11.  struktur karakter demokratis, orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki karakter demokrasi yang lebih baik. Mereka mampu belajar dari siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang derajat, pendidikan, usia, ras atau keyakinan politik, bukan berarti orang yang mengaktualisasikan diri menyamaratakan semua orang.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah mereka yang elit dan memilih persahabatan secara elit. Elit disini adalah elit dalam karakter kesanggupan, bakat dan bukan elit dalam keturunan ras, darah, nama keluarga, usia, kemasyuran atau jabatan. Mereka menaruh hormat kepada semua orang karena condong hormat semata-mata karena mereka adalah individu yang manusiawi. Mereka tidak pernah berusaha merendahkan, mengurangi arti atau merusak martabat orang lain meskipun mereka penjahat.
12.  diskriminasi antara cara dan tujuan, Ciri lain yang terdapat pada orang-orang yang mengaktualisasikan diri menurut Maslow adalah orang yang mampu membedakan antara cara dan tujuan. Mereka biasanya terpusat pada tujuan mereka, sehingga dengan tindakan itu mereka sering dapat menikmati perjalanan ke suatu tujuan maupun tibanya di tujuan itu. Dengan kata lain orang yang mengaktualisasikan diri bisa menjadikan kegiatan yang paling kecil menjadi kegiatan yang menyenangkan.
13.  humor yang filosofis, Ciri lain orang yang mengaktualisasikan diri menurut Maslow adalah mereka yang memiliki rasa humor yang filosofis. Kebanyakan orang menyukai humor yang bertolak dari kelemahan dan penderitaan orang lain dengan tujuan untuk mengejek atau menertawakan oarang lain. Dengan rasa humornya yang filosofis orang-orang yang mengaktualisasikan diri menyukai humor yang mengekspresikan kritik atas kebodohan, kelancangan atau kecurangan manusia. Rasa humor yang filosofis, memancing senyum daripada tertawa.
14.  kreativitas, yang dimiliki orang yang mengaktualisasikan diri adalah bentuk tindakan asli, naïf dan spontan seperti yang dijumpai pada anak-anak yang masih polos dan masih jujur. Bentuk kreatifitas ini umumnya digunakan dalam bentuk kegitan-kegiatan seni, dan ilmu pengetahuan. Kreatifitas tidak harus berupa penciptaan karya ilmiah yang berat dan serius tetapi bisa juga berupa penciptaan sesuatu yang sederhana. Pada dasarnya, kreatifitas berkisar pada daya temu dan penemuan hal-hal baru yang menyimpang dari gagasan lama.
15.  tidak mengikuti enkulturasi, Ciri terakhir dari orang yang mengakualisasikan diri menurut Maslow adalah mereka yang otonomi yang berani membuat keputusan sendiri, meskipun berbeda dengan pendapat umum. Hal ini bukan berarti mereka pembangkang tetapi ini adalah usaha untuk mempertahankan sesuatu dan tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan masyarakat. Tetapi merekapun bisa meninggalkan kepatuhan mereka pada kebiasaan-kebiasaan yang ada pada lingkungan. Mereka akan dengan mudah meninggalkannya apabila dengan adanya kepatuhan itu mengganggu atau terlalu mahal untuk dipertahankan.
16.  Cinta, seks, dan aktualisasi diri,

E.     HAMBATAN DALAM AKUALISASI DIRI
Dalam teori Maslow kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini muncul dengan sendirinya apabila kebutuhannya yang lain sudah terpenuhi dengan baik. Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah tanda (hasrat) dari individu untuk menyempurnakan dirinya dan menjadi seseorang dengan keinginan dan potensi yang ada pada dirinya.
Maslow menyatakan bahwa aktualisasi diri bukan hanya pengungkapan kreasi atau karya atau kemampuan khusus, dengan kata lain setiap orang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cara melakukan hal yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya masingmasing tidak terlepas apakah dia itu orang tua, buruh, mahasiswa ataupun dosen bahkan sekretaris. Oleh karena itu bentuk dari aktualisasi diri pada tiaptiap individu berbeda-beda.
Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa untuk mencapai taraf aktualisasi diri tidaklah mudah seperti dalam pencapaian kebutuhan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena upaya dalam pencapaian aktualisasi diri banyak dipenuhi oleh hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain:
1.      Berasal dari individu itu sendiri yakni berupa ketidak tahuan, keraguan bahkan bisa karena ketakutan yang dialami oleh individu itu sendiri.
2.      Berasal dari luar atau masyarakat, biasanya berupa kecenderungan untuk mendispersonalisasikan individu, kerepresian sifat-sifat, bakat, potensi. Dengan kata lain aktualisasi diri hanya mungkin terjadi apabila kondisi lingkungan amat mendukung. Tetapi kenyataannya tidak ada satu pun lingkungan yang menunjang anggota masyarakatnya untuk melakukan aktualisasi diri walaupun ada anggota masyarakat yang mampu melakukan aktualisasi diri.
3.      Berasal dari pengaruh yang dihasilkan dari kebutuhan yang kuat akan rasa aman. Maslow menyatakan jika masyarakat mengharapkan lebih banyak orang yang mampu mengaktualisasikan diri maka haruslah ada perubahan pada dataran dunia sehingga tercipta kesempatan yang luas bagi orang untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Yang dimaksud perubahan disini menurut Maslow adalah perubahan struktur politk, ketentuan-ketentuan sosial. (Koeswara: 1991, 125-126).

F.     PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Maslow menguji teorinya tentang aktualisasi diri pada 49 orang yang menurut teori psikologi mereka adalah orang-orang yang ideal. Individuindividu yang dipelajari oleh Maslow diambil dan diseleksi dari orang-orang yang terkemuka baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, juga dari mahasiswa. Menurut Maslow mereka adalah orang-orang yang dalam hidupnya penuh dalam arti merealisasikan seluruh potensi-potensi yang ada pada dirinya, dan karenanya mereka mampu mencapai kematangan sejati.
Orang-orang yang menjadi subyek penelitian adalah mereka yang tidak menunjukkan kecenderungan ke arah neurotik, psikotik, dan gangguan jiwa lainnya. Maslow membagi subyek-subyek yang telah dipelajari ke dalam ketiga kategori diantaranya:
1.      Fairyly sure cases, yang termasuk ke dalam kategori ini adalah orangorang yang pasti dan sungguh-sunguh telah mencapai taraf aktualisasi diri diantaranya adalah Thomas Jefferson,  Abraham Lincoln, Einstein, dan Eleamor Roosevelt.
2.      Partial cases terdiri atas lima orang kontemporer yang oleh Maslow tidak disebutkan namanya tetapi patut dipelajari.
3.      Potential or possible cases, mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang menunjukkan hasrat aktualisaasi diri yang kuat tetapi belum sungguh-sungguh mencapainya, mereka adalah Franklin, Whitment, G.W. Carver, Renoir, Pablo Casals dan Adlai Stevenson.















BAB III
SIMPULAN

Maslow adalah penganut aliran humanistic, ia pencetus aktualisasi diri dan memperkenalkan teori motivasi dimana ia berpendapat bahwa manusia mempunyai hierarki kebutuhan. Ia juga menolak riset terhadap binatang dengan alasan karena manusia tidak sama dengan binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme. Maslow juga menyatakan potensi kreatif terhadap manusia dan menekankan kesehatan psikologik.
Abraham Maslow juga menyebutkan terdapat lima belas karakterlistik orang yang telah mencapai aktualisasi diri diantaranya cinta, seks dan aktualisasi diri. Yang menjadi hambatan orang sulit untuk bergerak ke kebutuhan akan aktualiasi diri sebenarnya  ada dalam diri individu tersebut dan dari luar seperti masyarakat dan ligkungan. Kemudian Maslow membagai subyek-subyek pembentukan diri yaitu Fairyly sure cases, Partial cases dan Potential or possible cases.







DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2012. Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang : UMM Press.
Feist and Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theori of Personality). Jakarta: Salemba Humanika
Hall, Liezzey. 1993. Teori-Teori Kepribadian. Jakarta: Rhineka Cipta
Rahmat, Dede. 2011. Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor : Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Lengkap Agar disetujui Daftar Google Adsense

Sejak membuat BLOGOOBLOK, ratusan sudah postingan yang saya buat. Tidak sedikit diantaranya membahas  Google Adsense . Ini menandakan...